Iran Memanas, KBRI Teheran Imbau WNI Waspada

Unjuk rasa anti-pemerintah Iran telah dan tengah berlangsung panas. KBRI Teheran pun imbau WNI agar waspada.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 01 Jan 2018, 01:00 WIB
Mahasiswa di Teheran melakukan unjuk rasa. Mereka bentrok dengan polisi di Universitas Teheran pada 30 Desember 2017 (STR / AFP)

Liputan6.com, Teheran - Unjuk rasa anti-pemerintah yang berlangsung di Mashhad sejak Kamis, 28 Desember 2017, kini menyebar di sejumlah kota besar di Iran.

Menurut laporan, demonstran dalam jumlah besar berada di Rasht dan Kermanshah. Sementara itu, unjuk rasa dengan skala yang lebih kecil berlangsung di Isfahan dan Hamadan.

Unjuk rasa berawal dari massa yang memprotes kenaikan harga kebutuhan pokok. Namun, protes itu berkembang menjadi kecaman terhadap kepemimpinan Presiden Hassan Rouhani.

Terbaru, lima peserta unjuk rasa anti-pemerintah Iran tewas ditembak aparat.

Seperti dilansir CNN pada Minggu 31 Desember 2017, setidaknya lima peserta demo tewas akibat penembakan yang dilakukan oleh polisi pengendali huru-hara di Kota Dorud, Provinsi Lorestan, Iran Barat, pada Sabtu malam kemarin.

Terkait dengan insiden ini dan memanasnya situasi di Iran, KBRI Teheran mengeluarkan imbauan agar WNI di Negeri Para Mullah itu waspada.

"Sehubungan dengan meningkatnya aksi atau kerumuman massa di Teheran dan berbagai kota lainnya di Iran, disampaikan kepada seluruh masyarakat dan diaspora Indonesia agar menghindari kerumunan massa yang mengganggu ketertiban dan keamanan umum," demikian isi imbauan KBRI Teheran yang diterima Liputan6.com pada Senin (1/1/2018).

KBRI Teheran juga meminta WNI yang hendak beraktivitas di luar rumah wajib membawa identitas diri seperti paspor dan lainnya.

"WNI senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan menjaga komuniasi sesama masyarakat dan diaspora Indonesia di Iran," lanjut pernyataan itu.

KBRI Teheran juga memberi nomor hotline 24 jam yang bisa dikontak sewaktu-waktu oleh para WNI dan diaspora di Iran

 

 


Awal Mula Terjadi Unjuk Rasa

Demonstrasi di Iran yang berawal terjadi pada Kamis, 28 Desember 2017. Demo dilaporkan terjadi berlarut-larut dan menyebar ke beberapa kota (AFP)

Demonstrasi tersebut berawal di Mashhad pada 28 Desember 2017. Mashhad adalah kota terbesar kedua di Iran.

Unjuk rasa itu kemudian menyebar ke sejumlah kota lain. Beberapa di antaranya bahkan berkembang menjadi demonstrasi anti-pemerintah yang lebih besar.

Mereka meminta pemerintah untuk membebaskan tahanan politik dan mengakhiri kekerasan yang dilakukan polisi.

Meski sudah mendapat peringatan dari aparat keamanan, pada 29 Desember unjuk rasa itu tersebar luas hingga ke sejumlah kota besar di Iran.

Unjuk rasa tersebut merupakan yang terluas sejak demonstrasi besar-besaran digelar pada 2009, menyusul pemilihan umum yang bermasalah.


Ini Tuntutan Peserta Aksi Demo

Demonstrasi di Iran yang berawal pada Kamis, 28 Desember 2017. Demo dilaporkan terjadi berlarut-larut dan menyebar ke beberapa kota (AFP)

Unjuk rasa yang awalnya memprotes kondisi ekonomi dan korupsi bergeser membahas soal politik.

Para demonstran meneriakkan slogan-slogan yang menentang Rouhani dan Ayatollah Ali Khamenei.

Terdapat juga kemarahan pengunjuk rasa atas intervensi Iran di luar negeri. Di Mashhad, beberapa orang meneriakkan "bukan Gaza, bukan Lebanon, hidupkku untuk Iran".

Mereka memprotes pemerintah yang fokus pada isu-isu asing dan tak cenderung mengabaikan masalah domestik.

Dalam video yang diunggah secara online, demonstran lain meneriakkan "tinggalkan Suriah, pikirkan kami". Iran adalah penyedia utama dukungan militer kepada Pemerintah Bashar al-Assad di Suriah.

Kantor berita Fras, yang dekat dengan satuan Garda Revolusi, melaporkan bahwa banyak pengunjuk rasa yang memutuskan untuk meninggalkan demonstrasi setelah demo tuntutan harga itu berubah menjadi demo politik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya