Liputan6.com, Jakarta - Setiap pergantian tahun, keluarga dan sahabat saling mendoakan untuk tahun baru penuh kebahagiaan, kemakmuran, dan --yang paling utama -- kesehatan.
Orang-orang pun mulai menyusun resolusi apa yang ingin diraih pada tahun ini, meski menurut sebuah studi 88 persen dari daftar tersebut pada akhirnya melenceng.
Advertisement
Tahun 2018 ini, alih-alih membuat daftar panjang resolusi yang tak mungkin akan tercapai semuanya, mengapa tidak memilih satu atau dua yang paling penting agar Anda lebih fokus.
Pastikan juga mendapat dukungan dari seseorang yang memiliki tujuan yang sama, bisa pasangan, teman, atau keluarga.
"Seperti yang pernah dikatakan Theodore Roosevelt (negarawan Amerika Serikat), 'Percayalah kamu bisa dan itu sudah setengah jalan keberhasilan'," kata konsultan diet asal Dubai, Racha Adib, seperti dikutip dari situs Al Arabiya, Senin (1/1/2018).
Berikut ini tiga resolusi tahun baru yang layak dipertimbangkan, yang mungkin bahkan bisa menyelamatkan nyawa Anda.
1. Meluruskan Pola Pikir soal Kesehatan
Setiap tahun orang-orang menuliskan resolusi terkait kesehatan, misalnya mengurangi berat badan 20 kilogram, olahraga tiap hari, menghilangan cokelat dalam daftar camilan -- tapi jarang yang bisa mewujudkannya.
Tahun ini, daripada memaknai kesehatan sebagai sebuah keberhasilan atau kegagalan, mengapa tidak menganggapnya sebagai sebuah rangkaian kesatuan (continuum).
Misalnya, setiap langkah positif yang dilakukan, seperti menggunakan tangga bukannya elevator atau lift, akan membuat Anda lebih dekat dengan kesehatan yang prima.
Sebaliknya, langkah negatif, seperti minum soda, akan membawa Anda ke arah yang berlawanan.
"Dengan pemikiran seperti itu, perlahan Anda akan mulai melakukan langkah positif kecil yang pada akhirnya akan membawa kepada target kesehatan dan kebugaran Anda," kata Racha Adib.
Advertisement
2. Jauhi Tembakau
Penggunaan tembakau adalah penyebab utama kematian yang dapat dicegah.
Kecewa karena berkali-kali gagal melepaskan diri dari tembakau? Rata-rata, seorang perokok mencoba sekitar empat kali sebelum akhirnya bisa lepas dari jerat candu nikotin.
Peringatan ini bukan hanya untuk perokok, tapi juga penikmat cerutu dan hookah.
Racha Adib mengatakan, jangan pernah menyerah dan yakinlah Anda akan sukses lepas dari tembakau.
Bagaimana cara terbaik untuk melakukannya? Itu semua tergantung pilihan Anda.
Ada yang secara ekstrem putus hubungan dengan tembakau. Lainnya memilih mengurangi jumlah rokok secara bertahap.
Saat ini, sejumlah terapi untuk meereka yang berhenti merokok juga sudah tersedia. Misalnya hipnosis, akupuntur, atau konseling.
3. Kurangi Level Stres
Siapa yang tidak pernah mengalami stres dalam hidup? Namun, memendam terlalu banyak kekhawatiran, jam kerja yang panjang, tidak cukup tidur, dan tidak punya waktu rekreasi, dapat berkontribusi pada sesuatu yang lebih berisiko: stres kronis.
Stres jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, insomnia, depresi, obesitas, dan banyak lagi.
Keberadaan perangkat elektronik modern, yang rata-rata kita gunakan tujuh sampai delapan jam sehari, ternyata justru bikin tambah stres.
Solusinya? Belajarlah untuk tidak bergantung pada perangkat, upayakan menghabiskan satu atau dua jam tanpa ponsel pintar, iPad, TV, atau laptop.
Anda mungkin sudah tahu bahwa tidur nyenyak dapat memperbaiki suasana hati, penampilan, dan tingkat stres Anda.
Namun, manfaat tidur bagi kesehatan lebih besar dari yang Anda kira. Sebaliknya, kurang tidur dapat membuat Anda berisiko mengalami obesitas, diabetes, dan melemahkan ingatan. Usahakan tidur setidaknya tujuh jam semalam.
Ada banyak penelitian yang menemukan bahwa keyakinan dan spiritualitas dapat membantu meredakan kegelisahan dan stres. Namun, tak ada salahnya juga untuk menjadikan yoga dan meditasi sebagai hobi baru.
Akhirnya, belajarlah untuk menjadi lebih bahagia!
Faktor utama lain yang wajib diingat adalah, sebagai manusia, kita adalah makhluk sosial --yang terhubung dengan koneksi yang mendalam dan berarti dengan pasangan, sahabat, juga keluarga.
Koneksi dan rasa kepemilikan sangat penting untuk kehidupan yang sehat dan bahagia.
Jadi, apa resolusi Anda tahun ini? (Ein)
Advertisement