Liputan6.com, Bogor - Jembatan gantung di wisata Penangkaran Rusa Cariu, Desa Buana Jaya, Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ambruk, Senin, 1 Januari 2018.
Insiden ini menyebabkan satu wisatawan asal Bekasi tewas, enam luka berat, tiga luka sedang, dan 29 orang lainnya luka ringan.
Advertisement
Musibah ambruknya jembatan terbuat dari bambu itu diduga karena menampung beban yang melampaui kapasitas.
Hendrik, saksi mata, menceritakan kronologi musibah tersebut. Peristiwa nahas ini terjadi pukul 14.20 WIB, saat pengunjung lokal maupun luar daerah hendak masuk maupun pulang dari lokasi wisata Penangkaran Rusa Cariu.
Dalam waktu bersamaan, puluhan orang saling berebut melintasi jembatan sepanjang kurang lebih 50 meter ini. Jembatan bambu tersebut sempat bergoyang-goyang karena langkah kaki para pengunjung yang begitu banyak.
"Dari arah belakang saya pada lari pengen duluan lewati jembatan. Kalau ditotalin yang ada di jembatan jumlahnya bisa lebih dari 50 orang," kata Hendrik di Puskesmas Tanjungsari, Senin, 1 Januari 2018.
Saat berada di atas jembatan, tiba-tiba seling baja putus. Seketika badan jembatan ambruk dan orang-orang yang berada di atas jembatan pun jatuh ke sungai.
"Waktu seling putus dari arah belakang, cantolan selingnya sempat mengenai kepala saya," ungkap Hendrik.
Puluhan orang bergelimpangan di aliran Sungai Cibeet. Sebagiannya berada di bebatuan tepi sungai. Ada yang berdarah lantaran mengalami luka cukup serius. Mereka yang dewasa tak sanggup berteriak ataupun mengerang kesakitan. Sementara beberapa anak kecil menangis di tengah kejadian itu.
"Yang luka ringan berusaha naik sambil pada nangis. Waktu lihatnya bener-bener ngeri," ucap warga Jonggol, Kabupaten Bogor.
Dievakuasi di Bale-Bale
Tak lama kemudian, petugas polisi, pengelola wisata dan tim medis berdatangan mengevakuasi satu per satu korban ambruknya jembatan. Namun, pertolongan terhadap korban yang jatuh ke sungai tidak maksimal karena banyaknya jumlah korban.
"Semua dievakuasi di bale-bale dekat pintu masuk wisata, menunggu ambulans datang," kata Siti Sopiah (17) pengunjung asal Jonggol.
Siti mengaku datang bersama 15 orang saudaranya. Seluruhnya menjadi korban ambruknya jembatan itu, karena saat kejadian, ia dan seluruh saudaranya tepat berada di tengah jembatan hendak pulang berlibur ke wisata tersebut.
"Tujuh saudara saya luka-luka, satu orang patah tulang. Kalau yang lainnya cuma luka ringan saja," ungkap Siti.
Sementara itu, Jojo, relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Kecamatan Tanjungsari mengatakan, ambruknya jembatan disebabkan banyaknya orang melintasi jembatan tersebut. Padahal, dalam papan imbauan tertera kapasitas jembatan maksimal untuk 10 orang.
"Ini pengunjung yang mau pulang sama yang baru mau masuk dalam waktu bersamaan lewat jembatan itu. Harusnya lewat giliran, karena jembatannya juga kecil," terang Jojo.
Jembatan gantung ini memang salah satu daya tarik wisata tersebut. Sebelum memasuki kawasan wisata penangkaran rusa, pengunjung harus melintasi jembatan sepanjang kurang lebih 50 meter yang membentang Sungai Cibeet.
Sejak berdiri pada 1993, wisata edukasi Penangkaran Rusa Cariu ini di bawah pengelolaan Perum Perhutani Unit III Jabar.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement