Liputan6.com, Palembang - Rencana Sriwijaya FC merekrut pemain naturalisasi Mohamadou Alhadji Adamou ternyata bukan isapan jempol semata. Mantan center back Barito Putera ini telah tiba di Palembang, Rabu (3/1/2017).
Meski masih akan mengikuti serangkaian tes, pemain berusia 31 tahun itu mengaku siap menerima tantangan Laskar Wong Kito. "Sriwijaya FC tim besar tentunya pemain mana pun tentu punya keinginan untuk membela tim ini," ujar Alhadji di Swarna Dwipa Residence, Rabu (3/1/2017).
Baca Juga
Advertisement
Pemain yang juga sempat membela Semen Padang ini melanjutkan, "Tidak masalah bagi saya kalau harus trial di sini. Saya siap menjalani serangkaian tes di sini."
Lebih lanjut, dia mengatakan sudah tujuh bulan vakum dari sepak bola. Namun dia meyakini hal itu tidak menjadi masalah saat melakukan trial bersama Sriwijaya FC.
"Musim lalu saya memang tidak bermain untuk klub mana pun. Bukan karena cedera namun ada permasalahan keluarga sehingga saya harus pulang ke Kamerun dalam waktu lama," katanya. "Orangtua saya bercerai sehingga saya harus urus adik-adik sampai kondisi bisa kondusif."
Tak Ada Riwayat Cedera
Pemain kelahiran Younde, Kamerun 26 November 1986 itu mengaku tak memiliki riwayat cedera parah. Kendati demikian, Alhadji masih menunggu status WNI yang belum keluar.
Seperti diketahui, mantan pemain Semen Padang ini sudah sembilan tahun lebih menetap di Indonesia dan beristri orang betawi asal Cipondoh, Jakarta.
"Sebenarnya saya sudah urus sejak tahun kemarin agar saya bisa jadi WNI. Mungkin bulan depan barus selesai. Alhamdulillah saya juga sudah beristri orang betawi dan punya anak," tukasnya.
Advertisement
Kewenangan Pelatih
Sementara itu, menurut Sekretaris Tim Sriwijaya FC Ahmad Haris, keberadaan Alhadji masih berstatus sebagai pemain seleksi. Soal diterima atau tidaknya Alhadji, Haris pun menyerahkan sepenuhnya kepada pelatih Rahmad Darmawan.
Tentu saja melewati proses seleksi ketat, karena Sriwijaya FC menginginkan pemain-pemain yang benar-benar dibutuhkan tim. "Dia masih seleksi, soal diterima atau tidaknya itu wewenang pelatih," tutupnya. [Indra Pratesta]