Tari Api dan Bakar Tongkang, 5 Festival Budaya Siap Ramaikan 2018

Berikut daftar festival budaya 2018 yang wajib kamu datangi sambil menjelajah ke destinasi sekitarnya.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 04 Jan 2018, 09:00 WIB
Tari Ngagah Harimau (visitkerinci/instagram.com)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang pasti sudah merencanakan liburan selama setahun ke depan. Terlebih lagi mereka yang selalu menanti acara perayaan tahunan, pastinya akan sangat antusias dengan festival budaya 2018.

Memang liburan yang lebih bermakna bukan hanya sekedar datang, selfie, lalu pulang. Akan tetapi ada baiknya membawa sesuatu yang memberikan nilai tambah pada diri sendiri. Ada suatu pelajaran didapat yang tentunya membuat hidup lebih berarti.

Berikut daftar festival budaya 2018 yang wajib kamu datangi sambil menjelajah ke destinasi sekitarnya.

1. Tari Ngagah Harimau

Secara harfiah mengagah artinya adalah menghibur. Pada awalnya, festival yang berasal dari Kabupaten Kerinci, Jambi ini dilakukan untuk menghibur harimau yang sudah mati. Tujuannya? Tidak lain ya demi harimau lainnya tidak datang dan masuk ke pemukiman warga.

Seiring dengan berkurangnya populasi harimau, secara drastis akibat perburuan liar dan penghilangan habitat, festival Tari Ngagah Harimau semakin jarang dilakukan.

Nah, untuk itu demi meneruskan festival budaya 2018 nanti, sangat direkomendasikan untuk datang ke sana. Masih ada desa-desa yang mengadakannya demi meramaikan kembali tradisi Tari Ngagah Harimau dengan menggunakan patung harimau.


2. Festival Bakar Tongkang

Festival Bakar Tongkang (ardika.sk/instagram.com)

Ini adalah satu festival yang wajib kamu hadiri sebelum meninggalkan dunia ini.

Festival Bakar Tongkang memiliki filosofi dan menjadi lambang masyarakat Tionghoa yang merantau di Bagansiapi, Riau tidak akan kembali ke tanah kelahirannya.

Festival yang sudah diadakan sejak 134 tahun lalu ini biasa dilakukan di sekitar bulan Juni atau Juli. Pastikan kamu datang di waktu yang tepat, ya!


3. Ronggeng Paser

Ronggeng Paser (cultivootee/instagram.com)

Paser bukan berarti pasar, melainkan nama sebuah kabupaten di Kalimantan Timur. Tarian ini dibawa oleh saudagar yang masuk sekitar abad 17 dan 18.

Kalau kamu berencana traveling ke sana, pastikan untuk datang di saat-saat hari besar. Misalnya, saat panen, pernikahan, maupun ketika kedatangan pejabat negara.


4. Tari Peperimakka

Tari Peperimakka (dianyun_06.com/instagram.com)

Kesenian asli Makassar ini masuk sekitar abad ke 17 saat masa penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Kerajaan Gowa Tallo.

Keunikan dari festival budaya ini, selama melakukan tarian para penari mengoleskan api ke seluruh tubuhnya dengan obor, tapi tidak ada bagian yang terbakar.

Tentunya hal itu karena ada teknik dan mantra yang dibaca sebelum melakukannya. Tari Peperimakka bisa kamu saksikan di acara besar nasional dan internasional.


5. Perang Pandan

Perang Pandan (bali.sakral/instagram.com)

Belum ke Bali sepertinya kalau belum menyaksikan tradisi makere-kere atau yang akrab disebut Perang Pandan.

Tradisi ini dilakukan sebagai simbol penghormatan pada Dewa Indra yang dalam kepercayaan masyarakat Bali merupakan Dewa Perang.

Dalam tradisi ini, para laki-laki dewasa akan berhadapan satu lawan satu dengan dipersenjatai segenggam pandan berduri dan tameng. Nantinya, pandan berduri itu akan digosokkan di tubuh lawan sambil diiringi musik tradisional.

Kamu bisa menyaksikan tarian Perang Pandan di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali.

Selengkapnya bisa kamu baca di: http://blog.reservasi.com/festival-budaya-2018-yang-tidak-boleh-kamu-lewatkan/

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya