Liputan6.com, California - Belum lama ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengklaim bahwa kecanduan bermain gim digolongkan sebagai salah satu jenis gangguan mental.
Sontak saja, pernyataan WHO menuai kontroversi. Banyak yang tak setuju jika hal tersebut langsung diklasifikasikan sebagai gangguan mental. Entertainment Software Association (ESA) pun berpendapat demikian. Mereka tak setuju dengan pernyataan WHO.
Menurut Asosiasi Software ini, apa yang dikatakan WHO salah besar. Menurut mereka, gamer sama seperti penggemar olahraga atau hal lain, serta konsumen dari berbagai macam jenis hiburan.
"Itu jelas salah! Gamer itu justru merasa bersemangat, bergairah, bahkan berdedikasi dengan waktu mereka saat memainkan gim yang disukai. Lebih dari empat dekade, sudah ada lebih dari dua juta orang menikmati bermain gim," kata ESA sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com via Ubergizmo, Kamis (4/1/2018).
Baca Juga
Advertisement
ESA juga menambahkan, WHO seharusnya tahu bahwa akal sehat dan penelitian obyektif justru membuktikan asyik bermain gim tidak memicu kecanduan.
"Penelitan mereka bisa saja sembarangan dan meremehkan masalah kesehatan mental yang sesungguhnya, seperti gangguan kecemasan sosial," ujarnya melanjutkan.
Karena itu, ESA juga mengimbau WHO untuk segera menarik pernyataannya dan kembali meninjau ulang apa yang telah mereka teliti. Sejalan dengan ESA, sejumlah komunitas gamer lain pun berpendapat demikian.
Tak sedikit dari mereka mengaku bermain gim justru membantunya bangkit dari rasa kesedihan dan depresi.
Gaming Disorder
WHO sendiri menyebut gangguan mental ini ke dalam Gaming Disorder. "Pola perilaku dari kebiasaan bermain gim dengan tingkat keparahan tinggi cukup menghasilkan gangguan pada diri sendiri, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan, termasuk hal penting lainnya," tulis WHO dalam rancangan tersebut.
WHO menulis, perilaku bermain dan hal lain biasanya dapat terlihat dalam kurun waktu minimal 12 bulan agar sebuah diagonosa dapat diberikan. Namun waktu diagnosa dapat diberikan lebih cepat, jika seluruh persyaratan dapat terpenuhi dan gejalannya cukup parah.
Kendati demikian, tak seluruh badan kesehatan setuju dengan rancangan WHO ini. Newsweek mencatat, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders yang dibuat oleh America n Psychiatric Association (APA), belum mengakui kecanduan gim sebagai gangguan mental.
Advertisement
Justru Berisiko Bagi Kesehatan Fisik
Di sisi lain, sejumlah risiko kesehatan akibat kecanduan bermain gim juga sudah disuarakan beberapa pihak. Salah satunya adalah obesitas, mengingat pemain yang sudah bermain gim terlalu lama menjadi malas bergerak, apalagi berdiri.
Selain itu, terlalu lama bermain gim di layar TV atau komputer dapat mengakibatkan mata lelah. Lama kelamaan, mata akan terasa kram, sakit, dan berisiko mengalami gangguan penglihatan.
Setidaknya, kamu patok setiap harinya bermain gim maksimal tiga jam. Lebih dari itu pasti akan membahayakan kesehatan matamu.
Terlalu lama duduk saat bermain gim juga mengakibatkan kram. Biasanya, kram muncul di bagian tangan seperti lengan, pergelangan, atau sikut yang kerap aktif bergerak digunakan saat bermain gim.
Penyakit jantung ternyata juga bisa mengancam bagi kamu yang doyan bermain gim berjam-jam sepanjang hari. Seorang pria asal Hong Kong berusia 32 tahun dilaporkan mengalami gagal jantung setelah bermain gim dua malam nonstop di warnet.
Terakhir, pemain dapat juga berisiko terkena Deep Venous Thrombosis (DVT), alias gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh vena. Penyakit ini biasanya terjadi di bagian kaki dan paha karena terlalu lama duduk saat bermain gim.
(Jek/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: