Hidup Pengguna Narkoba Mirip Pasien Diabetes, Ini Alasannya

Mengapa Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut pengguna narkoba mirip pasien diabetes?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 04 Jan 2018, 14:00 WIB
Sejumlah tersangka ditampilkan saat pemusnahan barang bukti narkotika di Gedung 745 Teknik Sanitasi Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta, Banten, Kamis (28/12). (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Hidup para pengguna narkoba kurang lebih sama seperti pasien diabetes. Selama mereka tidak mengubah gaya hidup sehari-hari dan tidak mengubah pola pikir, akan gampang untuk jatuh lagi ke masalah yang sama.

Menurut Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN), dr Diah Setia Utami SpKJ, penyakit yang berhubungan dengan narkoba termasuk penyakit kronis, sama seperti diabetes.

Kronis artinya jangka panjang dan tidak bisa dibilang akan sembuh total, tapi dapat dikontrol dengan mematuhi sejumlah aturan.

"Kayak orang diabetes, tidak bisa dibilang sembuh, karena penyakit jangka panjang. Namun, dia bisa terkontrol dengan minum obat diabetes, insulin, atau dengan gaya hidup yang diubah. Pasien dengan narkoba juga begitu," kata Diah pada Kamis (4/1/2018).


Ketika Pengguna Narkoba Jalani Rehabilitasi

Inilah Ciri-Ciri Pengguna Narkoba

Ketika seorang pengguna narkoba memilih untuk direhabilitasi, tenaga profesional seperti dr Diah ini juga bekerja membantu mereka menyelesaikan setiap masalah yang dia hadapi.

Pasalnya, ada berbagai penyebab seseorang menggunakan narkoba, bisa karena mengalami tekanan, entah akibat pekerjaan, keluarga, atau yang datang dari lingkungan sekitar.

"Pengguna itu ada tahapannya, mulai dari coba-coba sampai jadi kecanduan. Ada yang menggunakannya cuma kalau lagi ada masalah saja, ada pula yang teratur pakai, ada juga yang mau ada masalah atau tidak tetap pakai, bahkan ada yang sampai di titik kecanduan, setiap hari pakai," ujar dia.


Ketika Mantan Pengguna Narkoba Kembali ke Keluarga

pengguna narkoba

Ketika selesai rehabilitasi dan kembali ke keluarga, mantan pengguna yang sedang dalam tahap penyembuhan ini diharapkan dapat mengontrol diri sendiri saat masalah-masalah yang sama kembali melanda.

Jangan sampai karena dia tidak memiliki kemampuan mengontrol diri sendiri, sel memori di otak kembali bekerja mengingat memori-memori menyenangkan selama menggunakan narkoba dulu.

"Kalau kita lihat penyakit ini adanya di otak. Dulu dia memasukkan zat-zat tertentu, yang kemudian ditangkap oleh sel-sel memorinya (sel reseptor)," kata dr Diah.

"Sama kayak merokok. Kalau dia melihat orang merokok (padahal sedang dalam tahap ingin berhenti), dia akan teringat lagi, padahal sudah mencoba berhenti. Ya, karena di dalam otaknya sudah ada sel reseptor yang menyimpan memori itu," kata Diah menambahkan.

 


Pengguna Narkoba Bisa Pakai Kembali

Pengguna Narkoba

Begitu juga dengan orang-orang yang pernah terjerat narkoba. Ketika dia berhadapan dengan suatu masalah dan tidak tahu bagaimana mengatasinya, tak menutup kemungkinan akan kembali lagi, bahkan bisa lebih parah.

Prinsipnya, sekadar bersenang-senang sehingga tidak peduli apa yang akan dipakai.

"Mau ganja, heroin, kokain, whatever, yang penting goal-nya dia merasakan sensasi yang dulu pernah dia kenal untuk menutupi masalah-masalah yang dia hadapi," kata dr Diah.

Itu sebabnya penting sekali pengguna narkoba mendapatkan pendampingan selama proses penyembuhan. Harus ada yang mengingatkan dia untuk pelan-pelan mengubah gaya hidup sehari-hari agar tidak lagi jatuh ke jerat narkoba.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya