Kabar Buruk, Tak Lama Lagi Cokelat Diprediksi Akan Punah

Kabar buruk untuk penggemar cokelat, kudapan lezat ini diprediksi akan punah di tahun 2050. Kok bisa?

oleh Melly Febrida diperbarui 04 Jan 2018, 16:00 WIB
Kabar buruk untuk penggemar cokelat, kudapan lezat ini diprediksi akan punah di tahun 2050. Kok bisa? (Sumber Foto: parischezsharon/Instagram)

Liputan6.com, Jakarta Kabar ini mungkin bakal membuat penggemar cokelat sedih. Ilmuwan memprediksi cokelat bisa punah pada 2050. Kecuali jika ilmuwan gene-editing (penyuntingan gen) bisa menyelamatkannya.

Tanaman kakao mengandung biji yang merupakan unsur penting dalam cokelat. Tapi tanaman itu tumbuh di hutan hujan, yang memerlukan cuaca tetap basah dan lembab sepanjang tahun.

Menurut laporan Business Insider, Kamis (4/1/2018), perubahan iklim yang diproyeksikan mengubah habitat ini secara drastis dalam 40 tahun ke depan, sehingga kakao tidak tumbuh di sana. Mungkin saja kakao tumbuh di pegunungan yang curam, tapi banyak dari kawasan itu dilindungi sebagai perlindungan satwa liar.

Apa mungkin iklim bisa diperlambat atau diubah agar cokelat tidak punah? Mungkin kolaborasi antara produsen cokelat, Mars, yang sudah mensponsori 100 studi tentang manfaat kesehatan cokelat, bersama perusahaan permen terbesar di dunia CandyIndustry.com, dan para ilmuwan di bidang rekayasa genetik yang cepat berkembang, dapat membantu.

Mars menjanjikan $ 1 miliar untuk upaya mengurangi jejak karbonnya, dan bagian dari itu akan masuk ke laboratorium di ilmu biologi di kampus UC Berkeley, Kalifornia, AS. Direktur genom tumbuhan, Myeong-Je Cho, yang menjadi tuan rumah bibit kakao di sana, mengatakan akan mencoba membuat bahan baku cokelat yang bisa bertahan menghadapi iklim yang berbeda.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


Penyuntingan gen

Ilustrasi cokelat (iStock)

Timnya akan menggunakan teknologi rekayasa genetika revolusioner dan revolusioner yang disebut CRISPR-Cas9.

CRISPR-Cas9 bekerja dengan menemukan potongan DNA, memotongnya, dan menggantinya dengan DNA yang berubah. Cara ini berpotensi, bisa digunakan untuk mengubah tanaman dan hewan agar lebih sesuai dengan kebutuhan kita, atau untuk menyunting embrio manusia itu sendiri.

Penelitian Jennifer Doudna, yang bekerja di UC Berkeley, penting untuk penciptaan teknologi pengeditan gen (namun ada pertempuran hukum yang memanas yang menyimpulkan bahwa paten tersebut dimiliki oleh Institut Terbuka Harvard dan MIT.) Doudna akan bekerja pada Proyek pelestarian cokelat juga.

Cho, Doudna, dan Mars, dengan dana bantuan dari perusahaan, berniat mengisolasi gen yang membuat tanaman kakao begitu rapuh dan menggantikannya dengan gen yang lebih tangguh, khususnya yang dapat bertahan menghadapi perubahan iklim.


Manfaat Kesehatan Cokelat

Ilustrasi cokelat

Cokelat itu juga bermanfaat untuk kesehatan meski banyak yang bilang awas makan cokelat bikin gemuk atau jerawatan. Berikut beberapa manfaat cokelat seperti dilansir Deutsche Welle:

1. Menjaga Kesehatan Jantung

Banyak penelitian yang mengungkap, bahwa flavonoid yang terkandung dalam cokelat bisa membantu urat darah dan pembuluh nadi menjadi tetap elastis. Penelitian yang melibatkan 114.000 peserta yang diberikan cokelat hitam beberapa kali dalam seminggu membuktikan, risiko terkena serangan jantung berkurang 37 persen dan stroke berkurang 29 persen, jika peserta studi mengkonsumsi cokelat lebih banyak.

2. Memperbaiki Penglihatan

Sekelompok peneliti dari University of Reading di kota Berkshire, Inggris, ingin mengetahui apakah flavanol cokelat hitam bisa memperbaiki penglihatan, karena zat ini diketahui memperbaiki sirkulasi darah. Mereka bereksperimen dengan dua kelompok peserta studi.

Satu kelompok mendapat cokelat putih, kelompok lainnya mendapat cokelat hitam. Hasilnya, dalam tes kemampuan melihat, kelompok yang menyantap cokelat hitam lebih unggul.

3. Lebih Fokus saat Menyelesaikan Soal Hitungan

Profesor David Kennedy dari Northumbria University, Inggris, melakukan studi dengan peserta diberikan 500 mg flavanol dalam minuman cokelat panas. Peserta penelitian yang mendapat asupan flavanol meningkat stimulasi dalam otaknya dan lebih mampu menyelesaikan soal matematika yang rumit.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya