Liputan6.com, Boston - Sebuah bombogenesis atau penurunan tekanan udara ekstrem diperkirakan akan terjadi di timur laut Amerika Serikat pada pekan ini. Hal tersebut mengancam terbentuknya angin badai musim dingin dan turunnya salju dalam jumlah besar.
Bombogenesis akan menghasilkan apa yang dikenal sebagai "siklon bom". Peristiwa tersebut diperkirakan akan menerjang timur laut Amerika Serikat pada Kamis, 4 Januari 2018 waktu setempat.
Diperkirakan, hujan salju dengan ketebalan 15 cm hingga setengah meter akan menutupi wilayah New England dan angin akan bertiup dengan kecepatan 64 hingga 96,5 km per jam.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari CNN, Kamis (4/1/2018), pada akhir pekan diperkirakan sejumlah wilayah di timur laut AS akan lebih dingin dari Mars.
Menurut situs Flightaware.com, badai tersebut membuat 2.700 penerbangan dibatalkan.
Di Mount Washington Observatory di New Hampshire, suhu akan turun hingga minus 35 derajat Celsius pada 5 hingga 6 Januari. Sementara beberapa hari lalu, suhu di Mars adalah minus 16 derajat Celsius.
Selain di New England, hujan es dan salju akan menyelimuti bagian tenggara Amerika Serikat. Bahkan, beberapa negara bagian di selatan mengalami hujan salju untuk kali pertama.
Georgia Umumkan Status Darurat
Gubernur Georgia Nathan Deal mengeluarkan status darurat di 28 wilayah pesisir menjelang terjangan bombogenesis.
Savannah/Hilton Head International Airport yang biasanya dibanjiri wisatawan saat musm dingin ditutup akibat cuaca esktrem.
Kondisi tersebut meluas di sejumlah negara bagian. Sebuah video yang memperlihatkan Tifton dari atas, membuat kota tersebut bak negeri salju.
Cuaca ekstrem yang menerjang AS telah menewaskan setidaknya 12 orang.
Advertisement
Salju Turun di Florida
Dari Maine hingga Florida, setiap negara bagian yang berada di pesisir Pantai Timur mengeluarkan peringatan atas dampak badai musim dingin.
Di Tallahassee, Florida, seorang warga bernama Ernst Beliard mengatakan bahwa ia tidak pernah melihat salju selama 21 tahun berada di sana. Hal tersebut dibenarkan oleh ahli meteorologi Michael Guy, yang mengatakan bahwa tak ada hujan salju terukur sejak 1989.
Kondisi luar biasa dingin yang menerjang Florida membuat Florida State University dan Flordia A&M University ditutup pada 3 Januari 2018.
Taman air Orlando juga terpaksa ditutup dan mendorong pihak berwenang untuk membuka belasan tempat penampungan darurat.