Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Kalimantan Timur Irjen Safaruddin membantah memaksa kader Partai Demokrat, Syaharie Jaang, berpasangan dengannya di Pilkada Kalimantan Timur. Dia juga menampik telah mengkriminalisasi Syaharie karena ditolak berpasangan.
"Kalau maksa itu kan saya kira tidak ada maksa, karena Pak Jaang itu mendaftar ke PDIP, kemudian beberapa kali ke PDIP minta pasangan dengan saya," ujar Safaruddin usai rapat di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (4/1/2018).
Advertisement
Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan sebelumnya mengeluhkan 'kriminalisasi' terhadap Syaharie, yang diusung Demokrat menjadi cagub di Pilgub Kaltim mendatang. Menurut dia, sehari setelah menolak Safaruddin menjadi calon wakilnya, Syaharie dipanggil ke Bareskrim terkait kasus izin pengelolaan lahan parkir di Pelabuhan Terminal Peti Kemas, Palaran, Samarinda.
Safaruddin pun mempertanyakan tudingan memaksa Syaharie. Sebab, Safaruddin mengaku selama ini dirinya menjalin komunikasi baik dengan Syaharie.
Keduanya terakhir bertatap muka sekitar 27 November 2017. Safaruddin juga sempat berkomunikasi melalui sambungan telepon terakhir pada 25 Desember 2017 lalu.
"Saya telepon kalau memang Pak Jaang tidak bisa memastikan pasangan dengan saya ya kita nggak bisa lagi sama-sama," kata dia.
Tak Ada Kaitan dengan Pilgub
Safaruddin memastikan, komunikasi terakhirnya melalui telepon tidak ada kaitannya dengan kasus hukum yang kini ditangani Bareskrim Polri. Komunikasi itu murni soal kepentingan politik di Pilkada Kaltim nanti.
Jenderal bintang dua itu tidak mau ambil pusing mengenai tudingan miring yang dialamatkan kepada dirinya. Dia menyatakan bahwa dirinya tidak memanfaatkan kekuasaannya saat ini untuk menjegal lawan politiknya di Pilkada Kaltim.
"Enggak ada. Cuma kalau ada orang nuduh saya ya Alhamdulillah. Karena orang yang fitnah amal ibadahnya diberikan ke saya di akhirat. Alhamdulillah kalau banyak yang nuduh, saya nggak mau balas," ucap Safaruddin.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement