Liputan6.com, Surabaya: Biji pohon banyak dijumpai di pinggir jalan. Boleh dibilang, belum ada yang tahu bahwa biji sengon memiliki khasiat bagi tubuh manusia. Hal itulah yang dimanfaatkan Satomah, warga Made, Sambikerep, Surabaya, Jawa Timur.
Satomah mengolah biji sengon menjadi makanan yang berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi, kolesterol, dan asam urat. Ide itu, kata Satomah, berawal dari seringnya ia melihat biji pohon sengon yang berserakan di pinggir jalan dan sawah miliknya.
Saat itu, ia berpikir untuk memasak biji sengon tersebut. Dengan ketelatenannya, Satomah berhasil mengolah biji sengon sehingga bisa dimakan seperti kacang. Alhasil, banyak orang yang ketagihan membeli biji sengon olahan Satomah.
Dalam pengolahanya, biji sengon yang masih terbungkus kulit dijemur hingga pecah dan keluar dari kulitnya. Proses tersebut masih belum sempurna. Lantasm ia menjemurnya kembali hingga benar-benar bersih dari kulit kerasnya.
Setelah terkelupas dari kulitnya, biji sengon digoreng dengan suhu yang sangat panas. Untuk menggoreng biji sengon diperlukan kehati-hatian, sebab biji sengon yang terkena minyak panas tersebut bisa meletus seperti pop corn. Demi keamanan dalam menggoreng, Satomah mengaku harus memakai helm dan jaket.
Setelah digoreng, biji sengon yang sudah masak diberi garam dan dipilih kembali. Tujuannya, untuk memisahkan sisa kulit yang masih melekat. Akhirnya, biji sengon dikemas dengan kantong plastik ukuran satu kilogram.
"Kendala produksi kacang dari biji sengon ini adalah sulitnya mencari biji sengon yang hanya dapat dipanen pada kurun waktu setahun sekali," kata Satomah.
Sambil dibantu saudaranya, Istiqomah, Satomah mencari biji sengon di kawasan Made yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Ia mengambil biji sengon yang jatuh berserakan di dekat pohonnya.
Salah seorang pelanggan kacang sengon mengatakan, rasa biji sengon enak dan ia yakin dengan khasiatnya.
Saat itu, biji pohon sengon itu dipasarkan di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Malang. Satomah mematok harga Rp 40 ribu per kilogram. Ia berharap, pemerintah Kota Surabaya bisa membantu dari segi modal dan pengetahuan seputar biji sengon. Tujuannya, ia bisa memberbaiki dan menciptakan lapangan kerja bagi ibu-ibu di Made, Sambikerep, Surabaya.(BJK/SHA)
Satomah mengolah biji sengon menjadi makanan yang berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi, kolesterol, dan asam urat. Ide itu, kata Satomah, berawal dari seringnya ia melihat biji pohon sengon yang berserakan di pinggir jalan dan sawah miliknya.
Saat itu, ia berpikir untuk memasak biji sengon tersebut. Dengan ketelatenannya, Satomah berhasil mengolah biji sengon sehingga bisa dimakan seperti kacang. Alhasil, banyak orang yang ketagihan membeli biji sengon olahan Satomah.
Dalam pengolahanya, biji sengon yang masih terbungkus kulit dijemur hingga pecah dan keluar dari kulitnya. Proses tersebut masih belum sempurna. Lantasm ia menjemurnya kembali hingga benar-benar bersih dari kulit kerasnya.
Setelah terkelupas dari kulitnya, biji sengon digoreng dengan suhu yang sangat panas. Untuk menggoreng biji sengon diperlukan kehati-hatian, sebab biji sengon yang terkena minyak panas tersebut bisa meletus seperti pop corn. Demi keamanan dalam menggoreng, Satomah mengaku harus memakai helm dan jaket.
Setelah digoreng, biji sengon yang sudah masak diberi garam dan dipilih kembali. Tujuannya, untuk memisahkan sisa kulit yang masih melekat. Akhirnya, biji sengon dikemas dengan kantong plastik ukuran satu kilogram.
"Kendala produksi kacang dari biji sengon ini adalah sulitnya mencari biji sengon yang hanya dapat dipanen pada kurun waktu setahun sekali," kata Satomah.
Sambil dibantu saudaranya, Istiqomah, Satomah mencari biji sengon di kawasan Made yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Ia mengambil biji sengon yang jatuh berserakan di dekat pohonnya.
Salah seorang pelanggan kacang sengon mengatakan, rasa biji sengon enak dan ia yakin dengan khasiatnya.
Saat itu, biji pohon sengon itu dipasarkan di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Malang. Satomah mematok harga Rp 40 ribu per kilogram. Ia berharap, pemerintah Kota Surabaya bisa membantu dari segi modal dan pengetahuan seputar biji sengon. Tujuannya, ia bisa memberbaiki dan menciptakan lapangan kerja bagi ibu-ibu di Made, Sambikerep, Surabaya.(BJK/SHA)