Makan Kue Mochi untuk Panjang Umur, Dua Lansia Malah Tewas

Di Jepang Kue Mochi dianggap sebagai hidangan tahun baru untuk memperpanjang umur. Alih-alih membuat umur panjang, dua lansia malah tewas.

oleh Nur Aida Tifani diperbarui 05 Jan 2018, 12:00 WIB
Sejumlah orang dinyatakan tewas mengonsumsi kue mochi menjelang perayaan tahun baru 2015. (ranker.com)

Liputan6.com, Jakarta Setiap negara pasti punya caranya sendiri untuk merayakan tahun baru. Di Jepang, selain melihat pemandangan matahari terbit, pergi ke kuil dan membunyikan lonceng. Perayaan tahun baru biasanya disertakan dengan makan kue mochi.

Ya, di Jepang kue mochi dianggap sebagai simbol panjang umur. Oleh karenanya setiap tahun baru, orang-orang di Jepang akan mengincar kue-kue dengan jenis osechi (makanan tradisional untuk perayaan tahun baru). Salah satu jenis osechi yang terkenal yakni kue mochi.

Mochi sebenarnya merupakan kue Jepang yang tebuat dari bahan dasar tepung beras yang dimaniskan. Selain tahun baru, kue mochi juga kerap menjadi makanan ringan serta makanan penutup.

Dibalik manisnya mochi, ternyata kerap terjadi sejumlah kasus yang menyedihkan. Karena memiliki tekstur yang kenyal, kue mochi bisa menjadi berbahaya jika tersedak dalam ukuran yang besar.


Banyak terjadi kasus kematian karena tersedak kue mochi

Perayaan Tahun Baru di Jepang biasanya tersaji kue ketan tradisional Mochi. Tapi, makanan kenyal ini bisa menyebabkan kematian.

Di awal tahun baru 2018, 15 orang lansia dilarikan ke rumah sakit akibat kue manis tersebut. Dua di antaranya bahkan dikabarkan meninggal dunia.

Korban pertama yakni seorang pria berusia 80 tahun yang meninggal karena tersedak. Sedangkan, seorang lainnya meninggal di usia 50 tahun karena mengalami gagal jantung setelah makan kue mochi.

Selain itu, di tahun 2015 dikabarkan terjadi sembilan kasus kematian ketika mengonsumsi kue mochi. Karena kasus tersebut cukup memprihatinkan, Pemerintah Tokyo sempat memberikan saran untuk mengonsumsi kue mochi dengan benar, baik untuk anak-anak serta lansia.

Salah satu saran yang mereka anjurkan yakni, memotong kue mochi dalam ukuran yang kecil sebelum mengonsumsinya. Kemudian akan sangat diperlukan untuk mengunyah dan menelan kue dengan secara perlahan.

Pemerintah juga menyebarkan infografis mengenai hal yang perlu dilakukan, saat dihadapkan dengan kondisi tersedak ketika makan kue mochi.


Filosofi kue mochi

Mizu Shingen Mochi, kue yang bentuknya menyerupai tetesan air, terbuat dari sumber air di pegununggan Jepang yang telah dipadatkan. (Foto: en.rocketnews24.com)

Bagi para lansia, hal ini bisa terjadi karena kue mochi bisa merenggang. Struktur mochi yang kenyal ini menyulitkan mereka untuk mengunyahnya dengan benar. Belum lagi teksturnya yang lengket, sehingga para lansia butuh waktu lama untuk memakan kue mochi karena gigi mereka sudah dalam kondisi yang tak lagi bagus.

Filosofi kue mochi yang dapat merenggang ketika dimakan, diindikasikan sebagai simbol memperpanjang dan melanjutkan. Bagi orang Jepang, mereka percaya makan kue tersebut dapat memberikan umur panjang, kehidupan yang manis dan menyenangkan seperti layaknya kue mochi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya