Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan melelang lebih dari 22 wilayah kerja atau blok minyak dan gas bumi (migas) pada 2018. Keberadaan lelang diharapkan bisa meningkatkan produksi migas nasional.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, saat ini instansinya sedang mengumpulkan blok migas yang akan dilelang tahun ini, dengan memilah data blok migas yang sudah akurat.
Baca Juga
Advertisement
"Ini sedang dalam proses penyaringan. Kira-kira berapa yang akan dipilih," kata Ego, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Menurut Ego, saat ini ada 22 blok migas yang memiliki potensi untuk dilelang pada 2018. Blok tersebut terdiri dari blok migas yang tidak diminati atas lelang-lelang yang dilakukan sebelumnya. Kemudian blok migas yang masa kontraknya habis dan blok migas yang belum sempat dilelang.
"Selama periode beberapa tahun terakhir kan banyak yang terminasi, gagal memenuhi firm commitment dan banyak yang tidak penuhi periode 6 tahun," ungkap dia.
Sedangkan blok migas yang tertunda pelelangnya pada tahun lalu ada 11. Ini terdiri dari 8 blok konvensional dan 3 blok non-konvensional. Ego mengungkapkan, setelah blok tersebut sudah ada pemenang lelangnya, menggunakan skema bagi hasil migas gross split.
"Nah, arahan pak menteri sesuai dengan perkembangan gross split ini, kita mau dilelang ulang dan akan dijadi satukan," tutup Ego.
Wamen ESDM: Gross Split Sebab Lelang Migas RI Diminati Investor
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyatakan, pemberlakuan bagi hasil minyak dan gas bumi (migas) gross split yang membuat lelang Wilayah Kerja (WK) Migas Indonesia kembali diminati investor.
Dari 7 WK atau blok migas konvensional yang dilelang melalui penawaran langsung, ada 5 blok migas yang diminati investor. Tercatat, 20 dokumen lelang telah diakses oleh 13 perusahaan migas dari luar dan dalam negeri.
"Untuk WK penawaran langsung diminati 5 WK dari 7 WK. Itu diakses dan diajukan oleh penawaran beberapa perusahaan," kata dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/12/2017).
Menurut Arcandra, dua tahun belakangan ini, akibat kebijakan skema bagi hasil cost recovery, blok migas yang dilelang Indonesia sepi peminat.
" Pada 2015 sebanyak 8 WK.Kemudian di 2016 sebanyak 14 WK migas yang dilelang tidak ada yang meminati, meski cost recovery, tolong lihat mana yang menarik gross split atau cost recovery," tutur Arcandra.
Perusahaan yang tertarik dengan 5 blok migas untuk lelang tahap I 2017 diantaranya adalah Mubadala Petroleum, yang meminati Blok Andaman I. Repsol Exsploración SA, EMP TBK dan Konsorsium Premier Oil Far East Ltd, Mubadala Petroleum serta Kris Energy meminati Blok Andaman II.
Kemudian PT Tansri Madjid Energy meminati Blok Merak Lampung, PT Saka Energi Indonesia meminati Blok West Yamdena.
Advertisement