Agar Ayah Mau Diet, Pria Ini Rela Naikkan Berat Badan 10 Kg

Pria asal China sudah beberapa kali meminta sang ayah agar diet dan tak mengonsumsi makanan dan alkohol secara berlebihan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 05 Jan 2018, 04:31 WIB
Ding Guoliang (32) sudah beberapa kali meminta sang ayah agar tak mengonsumsi makanan dan alkohol secara berlebihan (Weibo)

Liputan6.com, Xiamen - Seorang pria asal China rela menaikkan berat badan untuk menolong ayah kandungnya. Hal itu ia lakukan agar sang ayah dapat memulai hidup sehat dan tak lagi mengonsumsi makanan sembarangan.

Dikutip dari laman AsiaOne, Jumat (5/1/2018), Ding Guoliang (32) sudah beberapa kali meminta sang ayah agar tak mengonsumsi makanan dan alkohol secara berlebihan.

Namun, hal itu kerap ditolak ayahnya -- meski hati kecil Ding Youwang (53) ingin hidup sehat. Untuk itu, Guoliang putar otak agar sang ayah mau ikut program diet.

Pria itu memutuskan untuk menambah berat badannya sebanyak 10 kilogram agar tampak gendut -- sama seperti sang ayah. Lewat cara seperti itu, Guoliang ingin menunjukkan kepada sang ayah bahwa harapan untuk kurus selalu terbuka lebar.

Berat sang ayah kala itu 80 kilogram dan menjadi penggemar makanan berlemak dan pecandu minuman alkohol. Perut Youwang pun tampak buncit akibat lemak berlebihan.

Setelah Guoliang berhasil menaikan berat badannya, program diet pun dimulai sejak September 2017. Ia mengundang ayahnya untuk tinggal di Xiamen, China dan menghabiskan waktu untuk berolahraga.

Salah satu contohnya yaitu berjalan cepat dan dilanjutkan dengan jogging.

"Saat itu ayah bergabung dengan kelompok Fast-Walk lokal -- sebuah grup pecinta jalan cepat. Hal ini membuatnya tak bosan karena ada banyak teman-teman yang bisa ditemui," ujar Guoliang.

Ternyata, selain berhasil menurunkan berat badan, kesehatan sang ayah pun membaik dan tak lagi mengeluh sakit.

Kini tubuh kedua anak dan bapak itu sudah bugar. Otoot-otot tampak di perut mereka. Foto-foto yang menunjukkan aktivitas olahraga mereka seketika viral di media sosial.

Keberhasilan ini rupanya membuat ibu dan istri Guoliang termotivasi. Keduanya lantas mulai berolahraga, diet dan menjalani hidup sehat.


Makan Cacing Pita untuk Diet

Ilustrasi (iStock)

Era Victoria, yang berlangsung kira-kira antara tahun 1830-an sampai 1900, dikenal dengan standar kecantikannya. Yang paling menonjol, wanita kaya mengenakan rok berlapis-lapis berlapis yang memiliki bentuk sarang lebah. Bagi wanita di zaman Victoria, masuk ke pakaian itu merupakan perjuangan tersendiri.

Sebagian besar wanita Era Victoria menggunakan korset pengikat dengan tujuan mencapai ukuran pinggang 16 inci agar tampak terlihat terhormat. Organ internal tidak dianggap sangat penting.

Dan sementara korset tidak banyak digunakan saat ini, praktik Era Victoria masih ada, yakni memakan cacing pita. Demikian dikutip dari Toptenz.net.

Konsepnya sama menakutkannya karena menjijikkan. Menelan pil berisi telur cacing pita? Kedengarannya lebih seperti film fiksi ilmiah daripada diet rutin.

Rupanya, sekali menetas, "parasit tumbuh di dalam tuan rumah, menelan sebagian dari apa pun yang dimakan tuan rumah."

Apa yang membuat diet cacing pita begitu menarik bagi banyak orang adalah keyakinan bahwa si empu tubuh tidak harus mengubah gaya hidup atau kebiasaan makan sama sekali.

Teori ini berpendapat bahwa menelan cacing pita memungkinkan si pemilik tubuh menurunkan berat badan dan makan tanpa mengkhawatirkan asupan kalori. Tidak banyak bukti yang mendukung klaim ini. 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya