Pok Ami-ami, Cinta Yon Koeswoyo dan Koes Plus bagi Anak Indonesia

Yon Koeswoyo bersama band-nya Koes Plus pernah membuat lagu anak-anak yang ceria dan penuh semangat.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 05 Jan 2018, 11:37 WIB
Beberapa anggotanya telah meninggal dunia. Hanya tinggal Yon Koeswoyo yang aktif bersama Koes Plus sampai sekarang. (Nurwahyunan/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta Di momen kepergian Yon Koeswoyo meninggalkan dunia untuk selama-lamanya, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengenang karya Yon bersama Koes Plus untuk anak-anak Indonesia.

Yon Koeswoyo bersama band-nya yang disebut sebagai titisan The Beatles di Indonesia ini pernah membuat album untuk anak-anak. Tak cuma satu, tapi sampai beberapa volume.

"Boleh jadi cuma Koes Plus, kelompok musik orang dewasa yang masih menyempatkan diri membuat album khusus untuk para bocah," kata LPAI dalam rilis resmi yang diterima Liputan6.com pada Jumat (5/1/2017).

Yon yang merupakan vokalis utama Koes Plus pernah membuat album Pop Anak-anak. Di dalam album itu terdapat banyak lagu yang tak lekang oleh waktu. Sebut saja "Kupu-kupu", "Kereta Api", "Ke Sekolah", "Tri Lila Lili".

Salah satu lagu Koes Plus untuk anak-anak yang terus lestari hingga kini adalah lagu 'Puk Ami-ami" atau masyarakat sering menyebutnya "Pok Ami-ami". Lagu ini bercerita tentang rasa sayang anggota keluarga kepada sosok adik yang didendangkan Yon Koeswoyo dengan ceria khas anak-anak.

Pok ami-ami belalang kupu-kupu, siang makan nasi kalau malam minum susu. Adik manis kakak sayang padamu, adik manis mama pun begitu. Adik manis papa sayang padamu, adik manis semua sayang kamu.

 

Saksikan juga video pilihan berikut:


Perlindungan dalam bentuk nyanyian anak

LPAI berharap persembahkan Koes Plus kepada anak-anak Indonesia menginspirasi pencipta lagu, penyanyi, penata musik, dan produser musik untuk bisa melakukan hal serupa.

"Inspirasi berupa keterpanggilan hati untuk menceriakan hati dan memperkaya perbendaharaan kata anak-anak dengan semantik yang santun, sukaria, sepantaran dengan usia mereka," tulis LPAI.

Menurut LPAI, ketulusan pihak-pihak menciptakan nyanyian anak merupakan bentuk nyata perlindungan bagi mereka di tanah air.

"Bahwa perlindungan anak tidak melulu bicara tentang kebiri, perang terhadap pedofil, kampanye anti-LGBT, perekrutan kader teroris cilik, dan serbaneka narasi menegangkan lainnya. Tapi juga tentang bagaimana merayakan kehidupan anak-anak dengan pernak-pernik yang benar-benar setara dengan umur mereka," kata LPAI.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya