Cuaca Buruk, Bandara John F. Kennedy Ditutup Sementara

Bandara ditutup karena faktor cuaca buruk melanda Amerika Serikat akhir-akhir ini.

oleh Afra Augesti diperbarui 05 Jan 2018, 14:01 WIB
Bandara John F. Kennedy di New York, Amerika Serikat. (AFP)

Liputan6.com, New York - Bandara Internasional John Fitzgerald Kennedy (JFK Airport) di New York, Amerika Serikat, resmi ditutup sementara waktu. Federal Aviation Administration (FAA) mengemukakan, bandara terpaksa ditutup karena salju lebat dan angin kencang yang melanda Negeri Paman Sam akhir-akhir ini.

Pejabat FAA mengatakan, bandara tersebut, yang berhenti beroperasi sebelum pukul 11.00 waktu setempat (16.00 GMT), diperkirakan dibuka kembali pada sore hari.

Tak hanya JFK saja, seluruh aktivitas penerbangan di La Guardia -- bandara yang terletak di bagian utara Queens di kota New York -- juga dihentikan. Selain bandara, sejumlah fasilitas umum, sekolah, perkantoran dan gedung-gedung pemerintahan juga ditutup.

Ribuan penerbangan dibatalkan, mobil pembersih salju dan truk garam menjalankan tugasnya di seluruh jalan raya. Namun, sejumlah penduduk masih ada yang rela berjalan kaki atau naik sepeda menerjang badai demi sampai ke tempat kerja.

Lebih dari 3.300 maskapai penerbangan di Amerika Serikat dibatalkan lantaran badai salju menerpa Northeast sejak musim dingin tiba. Menurut layanan pelacakan FlightAware.com, tiga bandara utama di New York, termasuk JFK dan Logan International di Boston, serta tiga dari empat penerbangan telah ditutup.

"Saya rapat besar hari ini, jadi saya harus masuk kerja. Jika tidak, saya mungkin akan tinggal di rumah," ucap Ann Gillard saat sedang menunggu kereta bawah tanah di Cambridge, Massachusetts. Saat ditanyai Independent, Kamis (4/1/2018), konsultan berumur 24 tahun ini hendak berangkat kerja ke kantornya yang berada di Boston.

Massachusetts Bay Transportation Authority mengerahkan seluruh kendaraan dan alat untuk menghilangkan salju dari jalan raya, agar jalur tersebut bersih dari es dan pembekuan.

Tapi Gillard menceritakan bahwa jalanan yang buruk sepanjang musim dingin di Amerika Serikat adalah makanan sehari-harinya.

"Rencanaku pulang kerja jam 16.00 sore, tepat setelah rapat berakhir, dan semoga, (jalanan) tidak apa-apa," katanya.


Salju Tebal dan Angin Kencang Bisa Sebabkan Padam Listrik

Seorang pria saat diterjang badai salju yang melandawa Massachusetts, Boston, AS (9/2). Cuaca buruk ini membuat jalan di Massachusetts tertutup lapisan es. (Scott Eisen / Getty Images / AFP)

Peringatan badai salju diumumkan di sepanjang pantai North Carolina dan Maine. National Weather Service memperkirakan kecepatan angin mencapai 70 mil per jam (113 kilometer per jam), yang diduga bisa menumbangkan pohon besar dan melumpuhkan listrik kota.

Salju setebal lebih dari satu kaki (30 sentimeter) diprediksi menutupi wilayah Boston dan daerah pesisir di utara New England.

Cuaca musim dingin telah menyebabkan sedikitnya 13 kematian selama beberapa hari terakhir, termasuk tiga korban tewas dalam kecelakaan lalu lintas di North Carolina dan tiga orang meninggal di Texas karena flu.

Operator kereta penumpang Amtrak mengurangi layanannya di Northeast, sementara sistem angkutan massal di wilayah metropolitan, seperti New York dan Boston, tetap terbuka.

Di Southeast, kota-kota bersejarah melihat inilah hujan salju terberat selama hampir 30 tahun, menurut ahli meteorologi AccuWeather.com Alan Reppert.

Charleston di South Carolina menerima akumulasi salju setebal 5,3 inci (13,46 sentimeter). Sementara di Tallahassee, Florida, inilah salju tebal pertama sejak 1989.

Pejabat negara bagian di Connecticut, New Jersey dan Massachusetts memberikan libur untuk karyawannya dan menyarankan untuk tetap tinggal di rumah. Di Maine, Gubernur Paul LePage memerintahkan kantor-kantor pemerintahan ditutup.

Badai salju menyelimuti sebagian besar wilayah di AS sejak Natal 2017, membekukan air terjun Niagara, menyibukkan petugas pekerjaan umum dan memunculkan suhu ekstrem di sejumlah tempat, di mana suhu tersebut bisa mencapai 20 derajat Fahrenheit atau -6,7 derajat Celsius.

Sekitar 45.000 rumah dan perkantoran di Northeast tidak beroperasi pada hari Kamis, meskipun jumlah tersebut diperkirakan meningkat saat badai menjalar di seluruh wilayah.

Fenomena alam ini menimbulkan kekhawatiran bahwa warga AS akan kehilangan pasokan listrik dan selama akhir pekan, suhu diperkirakan turun drastis.

"Kami terbiasa menangani salju," Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan pada sebuah konferensi pers.

"Salju dan angin kali ini saya kira akan menyebabkan banyak masalah. Angin berembus semakin kencang sepanjang hari," lanjutnya.

Fenomena bomogenesis seperti ini terjadi ketika tekanan barometer angin menyentuh angka 24 milibar dalam 24 jam. Akibatnya, perpaduan salju tebal dan angin kencang dapat menyebabkan kerusakan properti dan pemadaman listrik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya