Ingin Bangun LRT, Kemenhub Minta Ratu Prabu Fokus pada 1 Rute

Pemerintah memastikan tidak ada anggaran APBN yang dialokasikan untuk proyek LRT senilai US$ 25 miliar .

oleh Septian Deny diperbarui 05 Jan 2018, 14:00 WIB
Suasana proyek LRT di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (1/1). Sejumlah proyek infrastruktur lain di Ibukota, seperti proyek Light Rail Transit tampak sepi aktifitas pengerjaan dikarenakan Libur Tahun Baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan PT Ratu Prabu Energi menyampaikan keinginan untuk membangun Light Rail Transit (LRT) di Jakarta. Perusahaan ini juga telah mempresentasikan rencana proyek sepanjang 200 kilometer (km) tersebut.

Direktur Prasarana Perkeretaapian Kemenhub Zamrides mengatakan, Ratu Prabu telah mempresentasikan kepada Kemenhub soal proyek LRT yang ingin dibangunnya. Namun, belum ada kejelasan soal rute mana yang dipilih pada proyek tersebut.

"Mereka sudah presentasi di kita, cuma belum fokus ke mana. (Panjang Jalur?) Belum. Mungkin perlu pembicaraan lebih lanjut lagi sama mereka," ujar dia di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (5/1/2018).

Menurut dia, jika memang Ratu Prabu serius menggarap proyek ini, maka menentukan satu atau dua rute yang akan dikerjakan. Hal tersebut agar perusahaan di bidang energi tersebut bisa fokus membangun LRT garapannya.

"Kita ada LRT dari Cawang, ada tiga, Cawang ke Bogor, Cawang ke Bekasi, Cawang ke Grogol. (Pilih yang mana?) Belum tahu. Belum jelas, kita harus pertanyaan juga ke mereka. ‎Mereka kalau memang serius investasinya kira-kira misalnya satu lintas itu berapa, mereka sanggup enggak nanti. Fokus satu (rute) saja, atau dua saja," dia menuturkan.

Meski demikian, Zamrides memastikan jika proyek LRT tersebut akan murni didanai oleh swasta. Sehingga tidak ada anggaran APBN yang dialokasikan untuk proyek dengan nilai US$ 25 miliar tersebut.

"Swasta semua, mereka maunya seperti itu. Mungkin kalau sudah sampai fokus ke suatu masalah ya tentu kita harus minta garansi dari mereka untuk bisa dibangun sama mereka," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menko Luhut Pastikan Proyek LRT Jabodebek Tak Akan Mangkrak

PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menandatangani perjanjian kredit sindikasi dari 12 bank untuk pendanaan Proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Bogor, Depok dan bekasi (Jabodebek) pada Jumat ini. Total sindikasi yang didapatkan oleh KAI mencapai Rp 19,25 triliun.

Dengan adanya pendanaan ini, Menteri Koordinator Bidang Kemariitman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan proyek untuk mengurai kemacetan ini tidak akan mangkrak. Bahkan Luhut akan mengawal sendiri proyek senilai Rp 29,9 triliun yang ditargetkan bisa selesai di 2019.

"Jadi proyek ini tidak akan lagi mangkrak, dana sudah ada, studinya pun sudah ada. Sudah ada KA Bandara, itu juga bisa jadi model, nanti buahnya ke depannya kita pasti akan jauh lebih baik," kata Luhut, Jumat (29/12/2017).

Menurutnya, dengan kontrak pinjaman sebesar Rp 19,25 triliun dan dengan jangka waktu 18 tahun, harapannya model pembiayaan yang tidak membebani APBN seperti ini bisa dilakukan ke depannya.

Dijelaskan Luhut, proyek dengan skema pendanaan seperti ini baru akan bisa dilihat keuntungan finansial setelah 3 - 4 tahun ke depan. Dan setelah terbukti berhasil, pada tahun-tahun mendatang akan bisa diterapkan lagi model yang sama pada proyek pengembangan jalur LRT.

"Nanti mungkin refinancing setelah berjalan 3-4 tahun, nanti kita lihat mungkin dengan bunga lebih murah, kita akan kembangkan proyek LRT ini dengan trayek yang lebih luas, seperti dari Cibubur-Bogor atau masuk ke Depok, juga dari Cikeas," tambahnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya