Liputan6.com, Jakarta Penyerang Timnas Indonesia U-16, Rendy Juliansyah kabarnya akan menimba ilmu sepak bola di Jepang. Sekolah Sepak Bola (SSB) yang siap menampung pemain berusia 15 tahun itu adalah Aomori Yamada.
Rendy dikenal sebagai pemain salah satu pemain Timnas U-16 yang tampil menonjol sepanjang 2017. Aksi memukaunya terlihat saat tim besutan Fakhri Husaini itu mengikuti sebuah turnamen di Vietnam di mana ia mampu mencetak enam gol dalam satu pertandingan.
Baca Juga
Advertisement
Rendy sendiri sudah sejak lama dikabarkan akan berkarier di luar negeri. Sebelumnya, ia sempat dilaporkan akan menjalani trial di Belanda bersama Almere City. Kini, ia dikabarkan lebih dekat dengan Aomori Yamada yang merupakan SSB terbaik di Jepang.
Bukti kualitas Aomori Yamada adalah kesuksesan mereka menjuarai All Japan High School Tournament 2017. Tak hanya menimba ilmu sepak bola, kabarnya Rendy juga akan bersekolah di sana.
"Ya kita sinkronisasi lagi saja nanti jadwal latihannya seperti apa. Sesimpel dan sesederhana itu. Kami senang untuk mereka bisa menempuh pengalaman yang lebih," ungkap Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha, Kamis (4/1/2018).
Asah Mental
Sejatinya, hal seperti ini mirip dengan permasalahan yang sempat dihadapi Evan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn. Kepindahan keduanya ke Selangor FA sempat menjadi polemik karena PSSI berharap Evan dan Ilham bisa mengikuti program kepelatihan Timnas Indonesia U-23 menuju Asian Games 2018 secara penuh.
Situasinya pun mirip dengan Rendy yang notabene pemain andalan Timnas U-16. Dengan kesuksesan mereka menembus putaran final Piala Asia U-16 2018, Timnas U-16 pun juga akan disibukkan dengan program pemusatan latihan (TC) yang intensif.
Advertisement
Sinkronisasi Jadwal
Namun, Tisha sudah menjelaskan bahwa sinkronisasi jadwal latihan tim Rendy dan Timnas U-16 akan dilakukan. Pada dasarnya, PSSI mendukung penuh Rendy yang akan mendapatkan pengalaman bagus dengan menimba ilmu di Jepang.
"Kami senang untuk mereka yang mendapatkan pengalaman lebih. Dalam pembentukan mental, pemain harus mampu dan terbiasa kalah, harus mampu dan terbiasa menang juga. Tidak boleh berbesar hati ketika menant, tidak boleh menyerah ketika kalah. Itu hal terpenting dalam pembentukan anak-anak U-16 ini," tegas Tisha.