Liputan6.com, Kanada Hepatitis B ditemukan pada mumi dari seorang bocah laki-laki berusia 400 tahun. Bocah tersebut meninggal di usia 2 tahun, sekitar tahun 1569. Temuan sebelumnya, bocah itu ternyata tidak meninggal karena cacar, melainkan mengidap Hepatitis B.
Baca Juga
Advertisement
Hepatitis B ditemukan dari mengurutkan genom (keseluruhan informasi genetik) pada tubuh mumi. Adanya temuan ini menandakan, penyakit hepatitis B sudah dialami manusia selama berabad-abad lamanya, menurut ilmuwan dari Universitas McMaster di Kanada.
Bocah tersebut dimakamkan di Basilika Saint Domenico Maggiore di Naples, Italia, sekitar 440 tahun lalu. Mumi bocah itu digali antara tahun 1983 dan 1985. Penelitian saat itu, kematian sang bocah diyakini karena cacar, yang ditularkan dari virus Variola.
Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention, Hepatitis B termasuk infeksi yang menyerang hati dan diperkirakan membunuh 786.000 orang di seluruh dunia setiap tahun. Sasaran hepatitis B juga lebih banyak menyerang anak-anak.
Gejala hepatitis B dapat menyebabkan ruam wajah. Dilansir dari Science Alert, Sabtu (6/1/2018), ruam wajah ini akan melepuh pada wajah, kaki, bokong, dan lengan. Gejala tersebut ternyata ditunjukkan pada mumi bocah laki-laki.
Simak video menarik berikut ini:
Tidak ditemukan adanya cacar
Para peneliti mengambil sampel kecil kulit dan tulang, kemudian diurutkan genom. Hepatitis B akhirnya ditemukan pada mumi. Tidak ada indikasi cacar pada mumi.
Yang paling menarik, temuan juga menunjukkan, hubungan yang erat antara Hepatitis B dari abad ke-16 dan Hepatitis B modern. Virus Hepatitis B sama sekali tidak berevolusi. Meskipun virus biasanya berevolusi dengan cukup cepat.
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal PLOS Pathogens pada 4 Januari 2018.
Advertisement