Liputan6.com, Palembang - Kapal Cepat Awet Muda yang mengalami kecelakaan laut di perairan Tanjung Serai Bagan 13, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel), menelan korban cukup banyak. Sebelas korban yang tenggelam akhirnya ditemukan di dekat lokasi kejadian.
Kecelakaan laut yang terjadi pada Rabu, 3 Januari 2018, sekitar pukul 18.00 WIB, menenggelamkan 13 penumpang.
Dua penumpang ditemukan lebih awal, sedangkan 11 orang lainnya tenggelam ketika Kapal Cepat Awet Muda hancur diterjang ombak setinggi dua meter.
Proses pencarian para korban dilakukan tim Basarnas Sumsel, Polairud Polda Sumsel, dan TNI Angkatan Laut. Anggota tim menggelar pencarian sejak kejadian hingga semua korban ditemukan.
Dibantu para warga dan nelayan di perairan Banyuasin, anggota tim akhirnya menemukan satu demi satu korban yang mengambang di tengah aliran Sungai Musi.
Evakuasi tubuh korban cukup menegangkan, karena kondisi jasad para penumpang yang tenggelam tersebut sudah membusuk dan sulit teridentifikasi dari bentuk fisiknya.
Baca Juga
Advertisement
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, seluruh para korban sudah ditemukan dan langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Palembang. Jasad korban langsung diidentifikasi dengan pembanding asam deoksiribonukleat (DNA) keluarga.
"Identifikasi pemeriksaan hari ini akan dituntaskan, kita tidak akan berlama-lama. Ada identifikasi primer dengan sidik jari, gigi, dan DNA korban. Kita pastikan (jasad korban kapal cepat Awet Muda) tidak akan tertukar," ucap dia kepada Liputan6.com, saat menggelar konferensi pers di aula RS Bhayangkara, Palembang, Jumat (5/1/2018).
Santunan Keluarga Korban
Tim pencarian menemukan tubuh korban terakhir pada Jumat pagi tadi sekitar pukul 09.30 WIB, di perairan Banyuasin, Sumsel. Evakuasi terakhir, yaitu korban yang masih berusia anak-anak dengan inisial nama FH (6).
Saat ini, tim Forensik RS Bhayangkara Polda Sumsel masih terus melakukan identifikasi jasad korban hingga selesai.
Selain data primer, Tim Forensik juga mengidentifikasi data sekunder, berupa identitas yang masih melekat di pakaian korban, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan nomor telepon seluler.
Kapolda Sumsel juga berjanji akan memberikan fasilitas duka bagi para korban, seperti memandikan dan mengafani tubuh korban, memberikan peti jenasah hingga mengantarkan jasad dan keluarga korban hingga ke rumah duka.
Pihak Jasa Rahardja dan Kementerian Sosial (Kemensos) RI akan memberikan santunan dana bagi keluarga korban yang meninggal.
Perusahaan asuransi memberikan sebesar Rp 50 juta dan Rp 15 juta dari Kemensos RI. Sedangkan untuk korban selamat yang luka-luka, Asuransi Jasa Rahardja memberikan biaya pengobatan hingga Rp 20 juta per orang.
"Kita sudah menyerahkan jenazah salah satu korban bernama Suhendri (31) ke keluarga korban. Kita upayakan identifikasi korban secepat mungkin agar bisa dibawa pulang oleh keluarga," katanya.
Advertisement
Sulit Teridentifikasi
Kombes Pol Yaunar Hidayatmo, Direktur RS Bhayangkara Palembang mengatakan, seluruh korban agak sulit diidentifikasi melalui bentuk wajah. Karena sudah berubah ketika lama terendam di perairan Banyuasin.
"Semuanya hampir sulit diidentifikasi melalui wajah, karena sudah tidak berbentuk lagi. Tapi semua anggota tubuh masih lengkap dan para keluarga korban juga sudah datang semua kesini," katanya.
Pembanding DNA dari keluarga kandung yang diambil pihak RS Bhayangkara Palembang yaitu darah, rambut, dan air liur.
Polda Sumsel membeberkan 13 nama korban Kapal Cepat Awet Muda yang tenggelam dan meninggal dunia.
Para korban tersebut, yaitu Mulyono (35) dan anaknya BA (9), Wiliansyah (20), Ari Putera (25), dan M. Dinur alias Doyok (52).
Selain itu, Rico (39), Suhendri (31), Efrianto (27), Syafruddin Alias Ujang Obral (53), Yusril (24), Sofiah Irwandi alias Ujang Mas (58), Naziri (47), dan FH (6).
Korban yang selamat sebanyak 42 orang saat ini sudah mendapatkan penanganan medis di RS Bhayangkara Palembang.
Beberapa penumpang yang selamat juga merupakan keluarga korban karamnya Kapal Cepat Awet Muda yang meninggal dunia.