Bangkai Pesawat Pengebom Perang Dunia II Muncul di Australia

Bangkai pesawat ini tadinya hendak menuju pantai utara Timor Leste untuk misi pengintaian bersenjata selama Perang Dunia II.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2018, 09:12 WIB
Sayap pesawat pengebom B-25 Mitchell yang jatuh di lepas pantai Darwin selama Perang Dunia II (ABC News/Mitchell Woolnough)

Liputan6.com, Darwin - Sejarah memang menyimpan berjuta rahasia. Salah satunya peristiwa Perang Dunia II yang memakan banyak korban jiwa. Baru-baru ini seorang arkeolog maritim menemukan benda peninggalan perang yang begitu dahsyat tersebut.

Dikutip dari laman AustralianPlus Indonesia, Sabtu (6/1/2018), dokter Silvano Jung -- arkeolog maritim tersebut -- menemukan sebuah objek logam tergeletak begitu saja di perairan dangkal Australia.

"Di sini saya melihat bangkai pesawat pengebom tipe B-25," kata Jung, sambil berdiri di atas batu di tepi pantai Darwin.

"Anda bisa melihat dua mesin di sana dan saya akan berjalan ke arah sayapnya," tambahnya.

Pesawat yang kini tinggal bangkai dulunya hendak menuju pantai utara Timor Leste untuk misi pengintaian bersenjata selama Perang Dunia II.

Namun sesaat setelah lepas landas dari Pangakalan Udara Militer di Darwin pada tanggal 5 April 1943, pesawat tersebut jatuh, menewaskan dua tentara Australia dan tiga tentara Belanda yang ada di dalam pesawat.

Bangkai pesawat, yang terletak 800 meter di lepas pantai Nightcliff itu, hanya terlihat saat gelombang surut sangat rendah.

Ketika air surut setinggi 0,34 meter, maka hal ini jadi kesempatan Dr. Jung untuk meneliti bagian sejarah militer yang sangat penting tersebut.

Pesawat pengebom B-25 Mitchell hanyalah salah satu dari sekian banyak rahasia yang terpendam, yang baru terungkap saat air surut sangat rendah di Pelabuhan Darwin.

Ada kapal yang tenggelam saat Topan Tracy, sebuah kapal pukat yang tak mampu bertahan dari badai liar dan kapal terbang Catalina yang tenggelam selama Perang Dunia II.

"Situs ini sangat penting sebagai bagian dari sejarah dan identitas Australia," kata Dr Jung.

 


Penemuan Bom Perang Dunia II

Pada Mei 2017, ada penemuan benda peninggalan perang dunia lain. Sekitar 50.000 orang di Hannover Jerman akan dievakuasi dari tempat tinggal mereka.

Upaya itu dilakukan karena para ahli akan menjinakkan lima bom peninggalan Perang Dunia II yang ditemukan di sejumlah area kota.

Seperti diberitakan BBC, operasi penjinakan bom sisa Perang Dunia ini merupakan yang kedua dilakukan di Jerman. Kali ini diprediksi akan berdampak pada sekitar sepersepuluh populasi kota.

Evakuasi akan dilakukan terhadap penghuni rumah dan gedung, yang berada di kawasan terdampak, termasuk tujuh rumah perawatan, sebuah klinik, dan pabrik ban Continental.

Pemerintah berharap, warga yang terdampak dapat kembali ke rumah mereka pada Minggu malam.

Evakuasi mulai dilakukan pada pukul 09.00 pagi waktu setempat. Para penduduk disarankan untuk membawa barang-barang yang dibutuhkan seperti obat-obatan bersama mereka ketika pergi dari gedung.

Warga juga diminta memadamkan aliran gas dan sambungan listrik untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Otoritas lokal melaporkan bahwa upaya penjinakan bom ini juga akan berdampak pada perjalanan kereta.

Pemerintah kota juga telah menyusun program tur, pemutaran film anak-anak dan pertandingan olahraga untuk membantu mereka yang dievakuasi menghabiskan waktu sembari menanti bom-bom lawas itu dijinakkan.

Menurut kantor berita Jerman, DPA, puluhan ribu porsi sup telah disiapkan untuk masyarakat yang mengungsi saat penjinakan bom dilakukan.

'Jejak' Bom Perang Dunia II

Bom-bom itu diduga berasal dari peristiwa masa lalu, kala pesawat sekutu membom Hannover selama Perang Dunia II yang menewaskan puluhan ribu orang dan menghancurkan sebagian besar kota.

Pada 9 Oktober 1943, 1.245 orang tewas dan 250.000 kehilangan rumah mereka akibat dijatuhi 260.000 bom. Evakuasi yang dilakukan terkait bom peninggalan Perang Dunia II tersebut merupakan yang terbesar sejak Hari Natal tahun lalu, di Augsburg.

Sekitar 54.000 orang dievakuasi setelah sebuah bom dengan berat 3,8 ton ditemukan dalam proyek pembangunan gedung.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya