Data Tenaga Kerja AS Melambat, Harga Emas Makin Berkilau

Harga emas menguat dan memperpanjang penguatan selama 11 hari menjelang akhir pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Jan 2018, 09:00 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Chicago - Harga emas menguat dan memperpanjang penguatan menjelang akhir pekan ini. Penguatan harga emas didorong laporan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) melambat.

Pada perdagangan sebelumnya, investor berhati-hati terhadap pergerakan harga emas. Hal itu mengingat harga emas terus menguat. Indeks dolar AS melemah usai sentuh level tertinggi usai rendahnya laporan data tenaga kerja. Harga emas pun berbalik menguat.

Data tenaga kerja AS menunjukkan ada penambahan 148 ribu pekerja pada Desember 2017. Penambahan tenaga kerja itu melambat dalam tiga bulan. Akan tetapi, ada pertumbuhan upah. Sentimen ini menimbulkan persepsi pasar ada kemungkinan perlambatan kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve.

Data ekonomi lainnya yang keluar yaitu indeks nonmanufaktur dari Institute for Supply Management turun 1,5 poin menjadi 55,9 persen pada Desember.

Harga emas untuk pengiriman Februari naik 70 sen atau kurang dari 0,1 persen ke posisi US$ 1.322,30 per ounce. Harga emas menguat selama 11 sesi berturut-turut. Selama sepekan, harga emas naik satu persen.

Sementara itu, indeks dolar AS naik tipis 0,1 persen. Selama sepekan, harga emas melemah 0,2 persen. Harapan suku bunga the Federal Reserve lebih tinggi pada 2018 dan reformasi pajak gagal mengangkat dolar AS. Ini membantu pergerakan harga emas. Melemahnya dolar AS cenderung memberikan dorong untuk komoditas yang dipatok dolar AS termasuk emas.

"Harga emas di pasar spot dipengaruhi dolar AS," ujar Anthem Blachard, CEO Anthem Gold, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (6/1/2018).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Harga Emas Berpotensi Lanjutkan Penguatan

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Blanchard memperkirakan, harga emas melanjutkan penguatan hingga akhir Januari. Ini seiring investor mengabaikan the Federal Reserve yang membicarakan potensi kekhawatiran inflasi sehingga dongkrak suku bunga pada 2018.

Presiden the Federal Reserve Philadelphia Patrick Harker mengatakan, kalau bank sentral AS hanya akan menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada 2018.

Sedangkan harga logam lainnya antara lain harga perak naik 0,1 persen ke posisi US$ 17.285 per ounce, harga tembaga turun satu persen menjadi US$ 3,23 per pound, dan secara mingguan susut 2,2 persen. Harga Palladium turun 1,2 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya