Liputan6.com, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengatakan bahwa tidak ada kemajuan yang menunjukkan bahwa Turki akan bergabung dengan Uni Eropa untuk saat ini.
Dalam konferensi pers gabungan di Paris bersama Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Macron mengatakan terdapat perbedaan dalam hak asasi manusia sejak Turki melakukan pembersihan setelah adanya kudeta gagal pada 2016.
Dikutip dari BBC, Sabtu (6/1/2018), Macron mengatakan, sudah waktunya untuk mengakhiri kemunafikan dengan berpura-pura bahwa ada prospek kemajuan dalam perundingan keanggotaan Turki dengan Uni Eropa.
Baca Juga
Advertisement
"Jelas bahwa perkembangan dan pilihan baru-baru ini tidak memungkinkan adanya perkembangan proses di mana kita akan bergabung," ujar Macron soal kemungkinan keanggotan Turki.
Namun, Macron juga mengatakan bahwa menjalin hubungan dekat dengan Turkimerupakan hal penting.
Turki Lelah Memohon kepada Uni Eropa
Erdogan mengaku bahwa Turki sudah bosan terus-menerus memohon untuk bergabung dengan Uni eropa.
Pria berusia 63 tahun itu beberapa kali juga mengungkapkan sindirannya atas tawaran Uni Eropa terhadap Turki.
Ia menuduh blok tersebut tidak tulus melakukan tawarannya dan hanya menyia-nyiakan waktu Ankara. Erdogan juga mengatakan, kebanyakan warga Turki tak lagi menginginkan Uni Eropa.
Meski demikian, dalam konferensi pers tersebut, baik Erdogan maupun Macron sama-sama memuji atas kerja sama dalam perang melawan ISIS.
Advertisement