Liputan6.com, Jakarta Pendiri PT. Mustika Ratu, Tbk, Mooryati Soedibyo genap berumur 90 tahun. Perayaan secara istimewa yang balut dengan adat Jawa diselenggarakan di Hotel Four Season Jakarta, Jumat (5/1/2018). Di usianya yang tak lagi muda, Ibu Mooryati ingin mempersembahkan sebuah karya untuk bangsa Indonesia. Ia mempersembahkan karya film Sultan Agung "The Untold Story" dengan tema Tahta, Perjuangan, dan Cinta.
Pada perayaan ulang tahun Ibu Mooryati, diputarkan teaser film ini untuk pertama kalinya. Tak hanya itu, sutradara dan seluruh pemeran dari film ini turut hadir dalam perayaan Ibu Mooryati Soedibyo.
Advertisement
Dari seluruh pemeran yang hadir, para pemeran perempuan yang hadir dalam acara ulang tahun Ibu Mooryati Soedibyo mencuri perhatian seluruh tamu undangan. Mereka adalah Adinia Wirasti, Putri Malino, dan Anindia Kusuma Putri. Kira-kira siapa yang menurut Anda paling kece?
Adinia Wirasti
Berperan sebagai Roro Lembayung dalam film Sultan Agung, "Tahta, Cinta, dan Perjuangan" membuat Adinia Wirasti belajar untuk menjadi wanita Jawa seutuhnya. Roro Lembayung sendiri adalah gadis yang terlibat kisah cinta dengan Sultan Agung muda sebelum akhirnya menikah dengan Kanjeng Ratu Batang.
Dalam ulang tahun Ibu Mooryati Soedibyo, Adinia Wirasti mengenakan busana dari desainer ternama Biyan Wanaatmadja. Busana yang dikenakan Asti merupakan salah satu koleksi Biyan yang ditampilkan dalam fashion show-nya bertajuk Humba Hammu yang Biyan didedikasikan kepada para penenun di Sumba, Nusa Tenggara Timur.
"Bikin tenun Sumba itu tidak mudah. Seperti ini aja mungkin memakan waktu berbulan-bulan. Caranya membuat tenun itu membuat saya sadar bahwa anak muda jaman sekarang itu ngga sabar ya," ujar Adinia Wirasti ketika ditemui Liputan6.com pada Jumat (5/1/2018)
Asti mengenakan atasan berbahan brokat yang memiliki motif bergambar kuda dan berbagai simbol Sumba. Di bagian depan, atasan yang digunakan Asti memiliki detail coral atau batu karang. Menggambarkan Sumba sebagai daerah kepulauan.
Untuk bawahannya, Asti mengenakan kain khas Sumba yang diikat dengan bentuk ikatan tertentu. Aksesori yang digunakan Adinia Wirasti memiliki detail coral atau batu karang yang mencirikan Sumba.
Bagi Asti, mengenakan pakaian nusantara terutama Sumba merupakan kebanggaan tersendiri sebagai anak muda Indonesia.
Advertisement
Anindia Kusuma Putri
Top 15 Miss Universe 2015, Anindia Kusuma Puteri menjadi tokoh utama bersama Ario Bayu yang memerankan Ratu Batang, istri dari Sultan Agung dalam film Sultan Agung "Tahta, Perjuangan, dan Cinta".
Dalam perayaan ulang tahun Ibu Mooryati Soedibyo, Anindia tampak anggun dengan gaun panjang bernuansa hijau. Busana rancangan Didiet Maulana ini berhasil membuat Anindia nampak menjadi wanita seutuhnya. Anindia sendiri mengenakan gaun tanpa lengan di mana bagian atas menggunakan kain berbahan chiffon sedangkan di bagian dada hingga kaki menggunakan kain IKAT dari timur Indonesia.
Perpaduan kain IKAT dengan chiffon yang digunakan hanya dijahit di bagian pinggang. Sehingga di bagian dada nampak terlihat terpisah. Meski begitu, tubuh Anindia tetap tertutup dengan sempurna.
"Pas digantung, kok bagian dadanya keliatan kebuka ya. Pas dipakai ternyata nempel dan tertutup. Unik juga ini gaunnya," ujar Anindia Kusuma Puteri.
Anindia mengaku untuk makeup look-nya kali ini merupakan hasil karyanya sendiri. Anindia terbiasa untuk makeup sendiri ketika menghadiri sebuah acara yang
"Karena lebih nyaman dengan makeup-ku sendiri. Tiap makeup artist punya selera yang berbeda. Kecuali di photoshoot atau special di TV pasti pakai makeup artist," tambah Anindia.
Anindia menghabiskan waktu kurang 1 jam untuk menghasilkan makeup look sempurna.
Putri Marino
Dinobatkan sebagai Best Leading Actress dalam piala Citra membuat nama Putri Marino kian melejit. Membuatnya mendapatkan peran sebagai Roro Lembayung muda dalam film Sultan Agung, "Tahta, Cinta, dan Perjuangan".
Pada perayaan Ibu Mooryati Soedibyo, Putri Marino nampak hadir bersama seluruh pemain film ini. Putri memercayakan busana yang ia kenakan kepada Edo Hutabarat. Ia menggunakan yang memiliki motif batik sawung galing yang berarti sabung ayam. Gaun yang dikenakan Putri sendiri berbahan sutra yang proses pembuatannya cukup lama.
Menurut Putri, busana yang dirancang oleh Edo Hutabarat ini terinspirasi dari budaya Bali. Busana yang terinspirasi dari budaya sabung ayam ini konon tidak dijual oleh Edo.
"Sabung ayam itu memang harus dilakukan. Biar darahnya itu jatuh ke bumi dan menyuburkan semua yang ada di bumi ini. Mengenakan gaun ini membuat saya, i'm not wearing a dress, i'm wearing a story," kata Putri Marino.
Putri mengaku sangat bangga mengenakan gaun ini yang mencirikan pulau kelahirannya itu. Untuk memadukan busananya yang sederhana, Putri menggunakan tas serut. Sang fashion stylist, Edo Hutabarat menginginkan agar orang fokus dengan gaun yang digunakan Putri bukan pada makeup.
Advertisement