Didekati Wisatawan Kini Komodo Diam Saja, Tanda-Tanda Stres?

Menurut petugas, beberapa komodo tampak diam jika didekati para wisatawan, padahal biasanya komodo akan lari menjauh.

oleh Ola Keda diperbarui 06 Jan 2018, 16:03 WIB
Pengunjung berpose dekat komodo di Pulau Komodo, Jumat 18 Agustus 2017 (Liputan6.com / Harun Mahbub)

Liputan6.com, Kupang - Jumlah wisatawan di Taman Nasional Komodo membeludak. Aktivitas meningkatnya kunjungan wisatawan itu dikhawatirkan berdampak pada kondisi mental satwa komodo (Varanus kommodoensis).

Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Sudiyono mengatakan hingga saat ini belum ada indikasi stres dari satwa langka itu. Pihaknya akan meneliti tingkat sensitivitas komodo secara hormonal.

"Kami berencana meneliti tingkat sensitivitas komodo untuk mengetahui korelasinya dengan jumlah membeludaknya kunjungan wisatawan,” kata Sudiyono kepada Liputan6.com, Sabtu (6/1/2018).

Ia mengatakan hal itu terkait keberadaan satwa komodo yang dikhawatirkan berbagai pihak seperti wisatawan, pelaku usaha, maupun pemerintah daerah, bisa mengalami stres akibat membeludaknya arus kunjungan wisatawan ke destinasi itu.

Menurut Sudiyono, jika satwa komodo mengalami stres maka muncul tanda-tanda fisik yang tampak seperti menjadi agresif, gerakan yang tidak jelas, tidak mau makan, atau terus-menerus diam.

"Selama ini tanda-tanda yang kelihatan hanya komodo lebih sering diam. Ada perubahan perilaku, misalnya dulu ada orang mendekat maka komodo lari menjauh tapi sekarang tidak," katanya.


Wisatawan Hanya Kunjungi 5-10 Persen Populasi Komodo

Komodo

Sudiyono menjelaskan, hasil koordinasinya dengan para peneliti mendapati bahwa jumlah satwa komodo yang sering dikunjungi wisatawan masih berkisar dari lima hingga 10 persen dari total populasi, yang ada di dua titik yakni Loh Liang di Pulau Komodo dan Loh Buaya di Pulau Rinca.

Jika nantinya, peningkatan arus kunjungan wisatawan diketahui berdampak pada sensisitifitas maka pihaknya dapat mengevaluasi kembali penerapan pola kunjungan. Salah satunya, adalah melakukan pembatasan jumlah kunjungan, meskipun nantinya harus ditelaa kembali agar tidak mengecewakan wisatawan yang berdampak pada penurunan arus kunjungan.


Jika Memungkinkan Destinasi akan Diperluas

Darah Komodo Diklaim Jadi Obat Anti Infeksi Super Manjur

Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga dapat memperluas titik-titik destinasi wisata komodo agar wisatawan tidak menyebar atau tidak menumpuk pada satu titik yang bisa mengganggu keberadaan komodo itu sendiri.

Adapun jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanengara pada tahun 2017 tercatat mencapai lebih dari 120.000 orang, dengan lebih dari 60 persen didominasi wisatawan mancanegara.

Peningkatan arus wisatawan tersebut, kata Sudiyono, telah berkontribusi baik untuk menambah nilai pendapatan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp 27 miliar lebih atau naik sekitar Rp 5 miliar dari tahun 2016.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya