Liputan6.com, Papua Nugini - Sebuah gunung berapi di Papua Nugini (PNG) yang lama tertidur dan diketahui tak aktif (dormant) baru-baru ini erupsi. Gunung itu mengeluarkan lava tebal dalam sejarahnya dan asap hingga 2 km dari atas laut.
Gunung berapi itu berada di Pulau Kadovar timur laut Papua Nugini. Diketahui, telah lama tertidur hingga 5 Januari 2018 lalu, meletus dan mengeluarkan lava tebal.
Para ahli mengatakan, "Kejutan pertama gunung api yang meletus pada 2018". Demikian seperti dikutip dari News.com.au pada Minggu (7/2/2018).
Debu tebal, awan dan asap menutupi pulau itu. Pulau-pulau di sekitarnya dihujani abu. Sementara, para ahli berlomba-lomba untuk mengetahui mengapa gunung berapi itu kembali erupsi. Letusan tersebut juga merusak sebagian besar daratan di pulau itu.
Pulau vulkanik tersebut terletak sekitar 24 kilometer dari pantai utara daratan Papua Nugini.
Pihak berwenang diberitahu meletusnya gunung berapi itu setelah menerima telepon dari warga yang terdampak dari peristiwa itu. Sedikitnya 600 warga yang tinggal di pulau itu terpaksa mengungsi.
Observatorium Vulkanologi Rabaul, Papua Nugini mengatakan kepada Loop PNG letusan itu bisa "menjadi eksplosif".
"Karena kecuraman pulau itu, tanah longsor bisa terjadidan bersamaan dengan sifat eksplosif magma, tsunami dapat terjadi," tulis laporan dari observasi itu.
Baca Juga
Advertisement
"Erupsi gunung berapi itu muncul dari citra satelit dan foto udara. Erupsinya dimulai dengan aktivitas vulkanik ringan dari sebuah retakan kubah kumulus atau cumulo dome".
"Tampaknya celah itu terbuka dari dalam dinding barat, turun sampai setidaknya di permukaan laut," tulis lapiran itu.
Kepala Pemerintahan Distrik Wewak, Ricky Wobar, mengatakan situasi di pulau itu telah memburuk.
"Saya baru saja terbang untuk menilai situasi di pulau itu, di mana saya bisa melihat lahar yang keluar dari gunung berapi yang tak aktif itu," kata Wobar. "Situasinya sudah sangat kritis," ucapnya lagi.
Pemerintah setempat telah mengirim sejumlah kapal dari Kopar, pulau terdekat dari Kadovar, untuk mengevakuasi penduduk di sana.
Lebih dari lima puluh persen dari pulau itu telah tertutup oleh lava semenjak gunung berapi itu erupsi.
"Pulau itu sudah dalam kondisi kritis. Abu sudah sangat pekat," kata kepala daerah Kopar, Papua Nugini, Tom Kelly.
Terakhir Kali Meletus pada Tahun 1700-an
Ini adalah pertama kalinya gunung yang telah dinyatakan tak aktif itu meletus. Para ahli memprediksi, gunung itu pernah meletus pada awal 1700-an.
Semenjak saat itu, gunung berapi tersebut tertidur hingga tahun 1976, di mana terjadi aktivitas thermal tinggi dalam tubuh gunung itu. Lalu, pada 2015, tercatat beberapa kali mengalami getaran seismik.
Advertisement