Donald Trump: Buku 'Fire and Fury' Itu Karya Fiksi

Presiden Donald Trump dengan tegas menyebut buku 'Fire and Fury' sebagai karya fiksi dan penulisnya sebagai 'pembual'

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 07 Jan 2018, 12:05 WIB
Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump (AP Photo/Susan Walsh)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Donald Trump makin memantapkan pernyataan dirinya terkait tudingan 'kehilangan akal sehat' kepada buku baru penuh kontroversi, Fear and Fury karya jurnalis Michael Wolf, sebagai sebuah 'fiksi' dan penulisnya sebagai seorang 'pembual'.

Sebagaimana dikutip dari laman BBC pada Minggu (7/1/2018) pernyataan tersebut merupakan kelanjutan dari kicauan dirinya yang mengklaim sebagai 'seorang dengan kejeniusan stabil'.

Buku terbaru Michael Wolf yang berjudul Fire and Fury:  Inside the Trump White House, menggambarkan bahwa sang presiden adalah orang yang tak sabaran, tak mampu membuat kebijakan, bertele-tele dan kerap mengulang hal tak penting. 

Bahkan, Wolf menulis,  beberapa penasihat terdekat presiden mempertanyakan kepantasan Donald Trump dalam menjalankan fungsi jabatannya.

Berbicara kepada media setelah agenda pertemuan dengan para anggota senior partai Republik di Camp David pada Sabtu 6 Januari 2018 siang, Trump menyebut dengan tegas karya Wolf sebagai sebuah 'karya fiksi'.

Menanggapi tudingan terhadap kapasitas mentalnya sebagai Presiden AS, Trump berkata: "Saya kuliah di kampus terbaik, saya telah melewati titik di mana saya adalah seorang murid yang sangat berbakat, lulus dan sukses menghasilkan miliaran dollar AS, menjadi bagian teratas daftar pebisnis handal, terkenal di televisi,  dan selama 10 tahun terakhir berhasil mempertahankan sukses, dan saya kira Anda semua tahu hal-hal itu."

Donald Trump juga menyangsikan klaim Wolf tentang rekaman wawancara via sambungan telepon selama 3 jam di antara keduanya.

"Itu tidak ada, itu hanya imajinasinya," lanjut Trump seraya tidak menampik bahwa dirinya pernah diwawancarai oleh Wolf, namun di waktu yang berbeda.

Dugaan perselisihan internal yang ditulis dalam buku itu disebut-sebut akan membayangi berbagai pembicaraan penting antara Donald Trump dan partai Republik di sepanjang 2018 mendatang.

 

 


Rencana Donald Trump dan Partai Republik pada 2018

Calon Presiden dari Partai Republik Donald Trump memberikan pidato di Scranton, Pennsylvania, AS, Senin (7/11). (AP Photo)

Sementara itu, pertemuan Trump dengan para angota senior Partai Republik di Camp David disebut membahas berbagai isu penting di bidang keamanan, infrastruktur, militer, dan berbagai situasi militer yang sedang dan mungkin akan terjadi.

Mengenai isu Korea Utara, Trump berharap pembicaraan langka antara negara komunis tersebut dengan Korea Selatan akan lebih dari persoalan Olimpiade Musim Dingin, dan AS berkomitmen untuk membantu di waktu yang memungkinkan secara damai.

Trump juga berjanji siap melakukan perang lebih serius terhadap isu peredaran narkoba di seantero AS yang disebutnya telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Ia kembali menyebut Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, sebagai panutan memerangi narkoba, dan menganjurkan untuk belajar pada kesuksekannya.

Sedangkan tentang isu imigrasi, Trump berharap dapat bekerja sama dengan Demokrat dalam menggolkan resolusi Daca, atau syarat khusus penerimaan imigran yang datang ke AS sebagai anak tanpa identitas resmi, dan berjanji akan segera mengusulkannya sebagai revisi UU Keimigrasian.

Trump juga berujar, akan mengulangi upaya untuk membuat Meksiko mau membayar dengan cara tertentu bagian dalam proyek pembangunan tembok perbatasan di antara kedua negara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya