Liputan6.com, Garut - Bakal calon bupati dan wakil bupati Rudy Gunawan-Helmi Budiman menjadi pasangan pertama yang mendaftar sebagai konsestan Pilkada Garut di KPU Garut, Senin pagi ini.
"Mungkin sekitar pukul 09.00 WIB pagi kami daftar ke KPU," ujar Helmi Budiman, wakil pasangan Rudy saat dikonfirmasi Liputan6.com di Garut, Senin (8/1/2018).
Advertisement
Paket lengkap pasangan incumbent yang kembali maju usungan tiga partai PKS, Gerindra dan Nasdem ini, akan mendatangi kantor KPU Garut setelah sebelumnya apel upacara dengan jajarannya di lapangan kantor Sekretariat Daerah Garut.
"Tugas negara tetap menjadi prioritas, baru setelah itu kita daftar bersama-sama," kata dia.
Menurut Helmi, seluruh berkas persyaratan yang akan diberikan sudah disiapkan dengan lengkap oleh tim pemenangan, sehingga dirinya bersama Rudy Gunawan, yang merupakan balon bupati, hanya mendaftarkan legalitas formal.
"Insyaallah ada doa bersama dulu, salawat baru mendaftar bersama-sama tim relawan," kata dia.
Menurut Helmi, pendaftaran sebagai peserta pertama Pilkada Garut 2018 dinilai tepat, karena masih adanya beberapa agenda bupati dan wakilnya sebelum masa cuti pilkada 15 Februari mendatang, diharapkan tidak mengganggu pelayanan masyarakat.
"Lebih cepat lebih baik, pelayanan masyarakat jangan terganggu hanya karena mendaftar," kata dia.
Ia berharap dengan semangat demokrasi yang dimiliki rakyat Garut, seluruh masyarakat berpartisipasi memberikan dukungannya mensukseskan pemilihan yang akan digelar serentak 27 Juni mendatang ini.
Pendaftaran pilkada serentak 2018, mulai memasuki masa pendaftaran calon yang akan dimulai hari ini. Total 171 daerah ikut ambil baian dalam pesta demokrasi rakyat lima tahunan itu.
Perinciannya sebanyak 17 provinsi akan memilih gubernur dan wakilnya, kemudian 39 kota akan memilih wali kota dan wakilnya, serta 115 kabupaten akan memih bupati dan wakilnya periode 2019-2024.
Bertekad Kalahkan Mitos
Menurut Helmi, proses demokrasi di kabupaten Garut selama ini berjalan dinamis, sehingga anggapan patahana sulit menang tidak bisa dibuktikan.
"Banyak mitos, jadi kita kembali semua takdir Allah," kata dia.
Ia mencontohkan soal larangan nikah warga keturunan Sumedang dan Panjalu Ciamis, kemudian larangan sembelih kerbau dalam acara nikah dan lainnya ia lalui tanpa ada hambatan.
"Maka itu ya kita kembalikan saja pada takdir Allah," kata dia.
Dalam catatan Liputan6.com, terhitung sejak pilkada digelar 2004 silam, beberapa petahana yang mencoba peruntungannya mencalonkan diri selalu kalah. Tercatat mulai Bupati Agus Supriadi 2004-2009 yang terhenti di tengah jalan akibat korupsi.
Kemudian dilanjutkan pasangannya Wakil Bupati Memo Hermawan, Memo yang merupakan petahana maju pada pilkada 2009-2013 namun kalah oleh pasangan Aceng Fikri-Dicky Chandra, sayang pasangan Aceng dan Dicky berhenti di tengah jalan akibat kasus nikah siri yang menimpa Aceng, hingga akhirnya dilanjutkan Agus Hamdani.
Namun Agus yang maju pada pilkada 2013-2018 sebagai petahana pun, kembali kalah oleh pasangan Rudy Gunawan-Helmi Budiman, yang menjabat saat ini. Rudy-Helmi yang kembali duet sebagai petahana, kembali maju dalam pilkada 2019-2024.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement