Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita asal Indonesia bernama Hani ditahan oleh polisi setelah membuang jasad bayinya di tong sampah toilet pesawat Etihad EY 474. Ia merupakan seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang telah bekerja selama empat tahun di Abu Dhabi, Dubai.
Diduga, bayi tersebut adalah hasil hubungan gelap dengan majikannya selama dia bekerja di luar negeri. Namun, Kombes Pol Ahmad Yusep mengaku hal tersebut belum bisa dikonfirmasi lebih lanjut lantaran yang bersangkutan masih lemah.
"Kita belum tahu pasti, tapi menurut keterangan pelaku, ia bekerja memang tidak dengan suaminya," ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
Lebih lanjut, Yusep mengatakan, pelaku mengaku tidak mengaborsi bayi malang tersebut. Saat tengah di toilet pesawat, Hani mengaku tiba-tiba merasakan sakit di bagian perut dan sang bayi keluar begitu saja.
"H mengaku ia tidak melakukan usaha untuk mengaborsi bayinya. Saat sedang di toilet pesawat, sang bayi tiba-tiba keluar begitu saja," ujarnya.
Kini, polisi masih menunggu kondisi Hani yang masih dalam perawatan dan pemulihan untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut.
Di tengah kesimpangsiuran peristiwa tersebut, media internasional telah ramai membicarakan hal tersebut. Salah satunya, AsiaOne.
Media Singapura itu menulis, Hani yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat, ditahan oleh polisi Indonesia.
"Ia tak terlihat sehat dan belum bisa ditanyai. Kini ia masih dalam perawatan di pusat kesehatan bandara," ujar Yusep dalam artikel bertajuk, "New-born baby found dead on plane in Indonesia".
Tak mau ketinggalan, media asal Inggris juga menyoroti kasus TKW asal Indonesia tersebut. Dalam artikel berjudul, "New-born baby is found dead in a plane toilet in Indonesia as mother, 37, is arrested", Daily Mail menulis, setelah beberapa jam penerbangan berlangsung dan Hani melahirkan anak, maskapai tersebut melakukan pendaratan darurat.
Pendaratan dilakukan di Bangkok agar wanita tersebut diperiksa terlebih dahulu. Salah satu penumpang bernama Francesco Calore mengatakan: "Wanita itu sebelumnya duduk di bangku ekonomi. Kemudian ia dipindahkan ke kursi kelas bisnis dengan masker oksigen".
Sementara itu, media Arab Gulfnews.com memaparkan informasi lebih lanjut. Bayi yang baru Hani lahirkan ia buang dalam kondisi terbungkus plastik. Demikian ditulis dalam artikel berjudul "New-born baby found dead on plane in Indonesia".
Media Singapura lainnya, yaitu Straits Times, juga mengangkat kisah serupa. Dalam judul yang sama, pihaknya menulis ada sekitar lima juta orang Indonesia yang bekerja di luar negeri.
Sebanyak 70 persen di antaranya ialah pembantu rumah tangga yang merupakan perempuan.
Lahir di Pesawat, Dapat Penerbangan Gratis Seumur Hidup
Kasus wanita melahirkan di pesawat bukan kejadian pertama. Namun, hal yang satu ini berbeda dengan cerita Hani.
Pada Juni 2017, Cristina Penton, wanita hamil berusia 35 tahun, melakukan persalinan di dalam pesawat terbang. Berselang sepuluh menit setelah lepas landas, ia sudah merasakan hal aneh di dalam perutnya.
Seperti dikutip dari laman Daily Mail, seorang anak laki-laki kemudian dilaporkan lahir dalam maskapai penerbangan Spirit Airlines di atas ketinggian 39.000 kaki, dengan rute Fort Lauderdale menuju Texas.
Mulanya Penton hanya mengira sakit yang ia rasa di bagian perut ialah serangan panik belaka, sebab usia kehamilannya baru 36 minggu. Karena rasa sakitnya tak kunjung hilang, barulah perempuan asal Phoenix, Arizona, tersebut mulai sadar bahwa itu pertanda kelahiran sang anak.
Setelah memanggil awak kabin, sakit perut itu lama-kelamaan menjadi kontraksi.
Menanggapi hal tersebut, sang pilot berencana untuk memutar kemudi pesawatnya menuju New Orleans agar dapat melahirkan di rumah sakit.
Akan tetapi, salah seorang penumpang dalam perjalanan tersebut kebetulan seorang ahli medis. Berkat bantuan dokter anak itu, Penton akhirnya melahirkan seorang bayi laki-laki seberat tujuh pon atau setara dengan 3,17 kilogram dalam kondisi sehat.
Berselang 30 menit setelah proses persalinan, bayi tersebut diberi nama Christoph.
Dalam rekaman video yang beredar, terdengar sorak-sorai disertai tepuk tangan para penumpang lain yang turut bahagia atas kelahiran Christoph.
"Semua terjadi begitu cepat. Saya tak pernah mengira harus melahirkan secepat ini," ujar Cristina Penton.
Setelah pesawat mendarat, Penton dibawa ke Oschner Medical Center di Louisiana sambil memeluk anak laki-lakinya. Dua orang anaknya, Lulu dan Ramon, turut mendampinginya.
Wajah Penton sangat berseri-seri ketika menceritakan kejadian tersebut kepada pihak media setiba di lokasi tujuan. Ia juga menuturkan bahwa Lulu memegang tangannya dengan erat, dan setia menemani proses persalinan ibunya.
Penton juga menjelaskan, hanya butuh waktu sepuluh menit baginya untuk melahirkan Christoph.
"Saat itu suasana begitu sepi, hampir tak terdengar suara penumpang mana pun. Hingga akhirnya Christoph menangis dan ketika itu pula para penumpang bersorak-sorai," ujar Penton.
Setelah dinyatakan sehat dan bisa pulang ke rumah, juru bicara maskapai penerbangan Spirit Airlines, Paul Berry, mengatakan, pihaknya akan memberikan hadiah kepada Penton dan dan sang buah hati yang lahir di pesawat.
Hadiahnya termasuk tiket gratis seumur hidup bagi Christoph, dengan rute ke mana saja pada setiap hari ulang tahunnya.
Paul mengatakan, bayi yang lahir di dalam pesawat sangat jarang. Namun, pihak awak kabinnya sudah terlatih untuk menangani masalah darurat medis, sehingga hal tersebut bisa diantisipasi.
Advertisement