Liputan6.com, Beijing - Sebuah pabrik besar tersembunyi berdiri di China. Bangunan yang berada di Provinsi Liaoning sebelah timur laut China ini ternyata memiliki fungsi yang tidak biasa. Pabrik ini dikhususkan sebagai tempat menambang Bitcoin.
Baca Juga
Advertisement
Meski menggunakan fasilitas bekas, profit yang dihasilkan tambang bitcoin tidak bisa dikatakan sedikit. Dalam sebulan, tambang bitcoin terbesar di negeri Tirai Bambu ini mampu menghasilkan untung US$ 1,5 juta atau Rp 20 miliar.
Seperti dilaporkan Vice.com, Selasa (9/1/2018), pabrik tersebut milik empat orang investor yang tergabung dalam grup rahasia. Jumlah Bitcoin yang mampu didapat tiap bulannya mencapai 4.050 token.
Dalam satu komplek pabrik, terdapat enam fasilitas tambang Bitcoin. Untuk menjaga operasional tambang tetap terjaga, terdapat beberapa insinyur dan teknisi yang sengaja tinggal di sana.
Meski jumlah Bitcoin yang mampu didapat sangatlah besar, pemilik pabrik takut usaha yang dijalankannya bertabrakan dengan kebijakan pemerintah China. Pada September tahun lalu, Pemerintah China mengeluarkan kebijakan yang melarang transaksi initial coin offerings (ICO).
Ada beberapa alasan mengapa Negeri Tirai Bambu melarang transaksi Bitcoin. Salah satu alasanya adalah karena mata uang virtual tersebut susah dikontrol dan ditakutkan rawan digunakan untuk penipuan.
Lebih lanjut, negara pimpinan Xi Jinping ini juga sedang menyelesaikan uji coba criptocurrency yang coba dikembangkannya sendiri. Jika jadi dilaksanakan bank sentral China akan menjadi bank sentral pertama yang mengeluarkan mata uang digital.