Liputan6.com, San Diego - Jika sebelumnya dunia dihebohkan dengan fenomena boneka seks yang ditujukan untuk kaum adam, belum lama ini ada lagi robot seks serupa yang diciptakan untuk memuaskan napsu kaum wanita.
Dikutip dari laman Daily Mail, Senin (8/1/2017), Matt McMullen pendiri Realbotix adalah penggagasnya. Pria berkacamata itu kini disibukkan dengan aktivitasnya untuk membuat robot seks pria.
Bukan robot seks biasa. Nantinya, alat pemuas napsu ini akan dilengkapi dengan penis bionik. Rencananya, robot seks pria itu akan diluncurkan tahun ini.
Robot seks itu dinamai Al. Matt sendiri menganggap robot seks ciptaannya adalah boneka seks paling realistis karena ada unsur humanoid dalam benda tersebut.
Al dapat dijadikan teman berbicara, belajar, dan memuaskan hasrat. Bahkan, saat berhubungan seks nanti robot ini dapat berbicara.
Baca Juga
Advertisement
"Kami sedang mengerjakan boneka seks versi laki-laki bernama Al," ujar Matt.
"Akhirnya perusahaan kami punya platform untuk laki-laki dan perempuan," tambahnya.
Matt yang tinggal di San Diego, California, mengungkapkan bahwa robot Al akan dilengkapi dengan penis bionik.
Penis bionik adalah silinder plastik tiup yang bisa ditanamkan pada ruang ereksi penis. Jadi, boneka seks ini nantinya akan ditanam alat serupa.
Matt juga mengatakan, robot seks ini akan hadir dalam berbagai ukuran penis. Pengguna bisa melepas pasang ukuran penis sesuai dengan keinginan mereka.
"Kami telah bekerja keras dan ini adalah langkah yang besar," ujar Mat.
Menanggapi hal tersebut, seorang peneliti bernama dokter David Levy mengatakan bahwa boneka ini akan bisa lebih populer dibanding mainan seks lainnya, yaitu vibrator dan dildo.
"Jika selama ini wanita bosan dengan vibrator dan dildo, maka mereka bisa mendapat kepuasan lain dari robot seks yang bisa mereka peluk kapan pun," ujar Levy.
Pria Tinggal Seatap dengan Boneka Seks dan Istri
Kisah seorang pria yang hidup dan tinggal bersama robot seks ternyata bukan isapan jempol belaka.
Ketika getar-getar cinta meredup dalam pernikahan Masayuki Ozaki, ia kemudian menemukan pelampiasan kekosongan cinta itu kepada suatu boneka seks berbahan silikon. Ia bahkan yakin sekali bahwa benda itu adalah cinta sejati dalam kehidupannya.
Boneka berukuran seperti manusia itu dinamainya Mayu. Ia bahkan tinggal satu atap dengan benda itu, istri, dan putri remajanya di Tokyo.
Hal itu sempat memicu kemarahan, sebelum akhirnya tercapai kesepakatan dengan sang istri.
"Setelah istri saya melahirkan, kami berhenti melakukan seks dan saya terjerumus dalam rasa kesepian yang mendalam," kata ahli fisioterapi berusia 45 tahun itu, seperti dikutip dari News.com.au.
"Tapi saat saya melihat Mayu di ruang pamer, terjadilah cinta pada pandangan pertama."
Ia menambahkan, "Istri saya berang ketika pertama kali saya membawa Mayu pulang. Belakangan ini, dia sudah lebih menerima walau masih setengah hati."
"Ketika putri saya menyadari bahwa itu bukan sekadar boneka Barbie berukuran raksasa, ia terperanjat dan merasa hal itu menjijikkan, tapi ia sudah cukup usia untuk berbagi pakaian milik Mayu."
Ozaki kerap membawa kencan bonekanya yang didudukkan di kursi roda dan dipasangkan wig serta diberi pakaian seksi dan perhiasan.
Pria itu menjadi salah satu dari semakin banyaknya pria Jepang yang berpaling kepada kecintaan kepada boneka. Ia juga mengaku telah kehilangan minat pada hubungan manusia di negerinya.
Sambil berjalan-jalan di tepi pantai dengan kekasih silikonnya itu, ia mengatakan, "Kaum wanita Jepang memiliki hati yang dingin."
"Mereka amat memikirkan diri sendiri. Kaum pria, ketika pulang kerja, mendambakan seseorang yang mendengarkan mereka tanpa menggerutu."
"Apa pun masalah yang saya miliki, Mayu selalu ada di sana menunggu saya. Saya mencintai dia seluruhnya dan ingin bersamanya selamanya."
"Tidak terbayang saya harus kembali lagi berhubungan dengan manusia. Saya ingin dimakamkan bersamanya dan membawanya ke surga."
Menurut kalangan industri, ada sekitar 2.000 boneka yang tampak seperti hidup itu terjual di Jepang setiap tahunnya. Harga jualnya mulai dari 6 ribu dolar Australia.
Jari-jari pada boneka itu dapat disesuaikan, demikian juga dengan kepala serta kelamin yang bisa dilepas.
Hideo Tsuchiya, managing director di Orient Industry yang membuat boneka sejenis itu, mengatakan, "Teknologi sudah sedemikian maju dibandingkan boneka tiup pada 1970-an."
"Mereka terlihat benar-benar seperti sungguhan dan terasa seperti menyentuh kulit manusia. Kaum pria membelinya karena merasa bisa berkomunikasi dengan boneka-boneka."
Negeri Sakura itu sedang bergulat menghadapi anjloknya angka kelahiran dan semakin banyak pria yang dijuluki "herbivora" menjauhi cinta dan nilai maskulin tradisional untuk kemudian merangkul kehidupan yang tenang dan tidak kompetitif.
Yoshitaka Hyodo, seorang anggota militer yang tinggal sendirian tapi memiliki pacar yang pengertian, memiliki lebih dari 10 boneka seukuran manusia yang dipasangkan seragam tempur demi memenuhi fantasi-fantasi suasana peperangan.
Akan tetapi, pria berusia 43 tahun yang juga seorang bloger itu mengaku telah mengurangi kebiasaannya. Katanya, "Bagi saya sekarang ini lebih kepada hubungan singkat emosional."
Hyodo mengaku terusik rasa penasarannya ketika menemukan menekin terbakar di jalan ketika masih remaja. "Orang boleh saja mengira saya aneh, tapi tidak ada bedanya dengan koleksi mobil-mobil sport. Saya tidak tahu sudah membelanjakan berapa banyak, tapi jelas lebih murah daripada sebuah Lamborghini," katanya.
Dari segi biaya, para pengguna boneka seks di masa depan lebih dimanjakan lagi. Para peneliti sedang melakukan pengembangan boneka seks generasi mendatang yang bisa bicara, tertawa, atau melakukan simulasi orgasme.
Akan tetapi, sekarang ini, istri Ozaki yang bernama Riho harus berusaha keras mengabaikan si penggoda duduk tenang menghadapnya dari dalam kamar tidur sang suami.
Sambil terisak ia mengatakan, "Saya harus lanjut melakukan tugas rumah. Saya memasak makan malam, bersih-bersih, dan mencuci. Saya lebih memilih tidur daripada seks."
Advertisement