Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tak mempermasalahkan keterlibatan swasta dalam pembangunan moda transportasi light rail transit (LRT). PT Rabu Prabu Energi Tbk (ARTI) menyatakan minatnya untuk membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun LRT dengan nilai investasi US$ 25 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, meskipun belum mengetahui rencana tersebut secara detail, pihaknya memastikan akan membuka peluang jika memang Ratu Prabu ingin membangun LRT.
"Itu saya tidak tahu, kalau itu memang ada. Dia bawa duit sebesar itu ya silahkan saja," kata dia di Kementerian Koorinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Senin (8/1/2018).
Baca Juga
Advertisement
Meski begitu, Luhut memberikan persyaratan jika swasta membangun LRT. Pertama, teknologi yang dibawa mesti ramah lingkungan. "Pertama, semua teknologi yang dibawa ramah lingkungan. Entah dari langit, dari surga, neraka, supaya jelas," ujar dia.
Kemudian, menggunakan tenaga kerja dari Indonesia. Meski, dia juga menyadari dalam tahap awal proyek biasanya menggunakan tenaga kerja luar.
"Dalam tiga empat tahun ini harus membuat training atau pendidikan untuk menyiapkan orang mengganti mereka. Siapa pun dia itu," ujar dia.
Terakhir, memberikan dampak dari industri dari hulu hingga hilir. Selain itu, memberikan transfer teknologi ke Indonesia.
"Yang ketiga, harus bisa hulu ke hilir dan transfer teknologi. Misalnya kita tadi ada nikel, sudah harus ke stainless steel, carbon steel yang kelipatannya bisa 100 kali bahkan lebih. Yang terakhir transfer teknologi supaya masyarakat paham," pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rute LRT yang Disarankan Menhub untuk Ratu Prabu
PT Ratu Prabu Energi Tbk berencana membangun Light Rail Transit (LRT). Hal tersebut disampaikan perwakilan perusahaan saat bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota, Kamis, 4 Januari 2018 kemarin.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, jika memang Ratu Prabu serius untuk membangun moda transportasi massal tersebut, maka ada sejumlah rute yang bisa digarap.
"Jadi, yang kita ingin sampaikan ke Ratu Prabu adalah melengkapi jalur-jalur yang memang belum dikerjakan oleh investor. Ke mana itu? Banyak alternatif," ujar dia di Jakarta, Jumat (5/1/2018).
Menurut dia, sebenarnya ada rute yang potensi untuk digarap Ratu Prabu, yaitu rute dengan tujuan bandara. Rute ke bandara dinilai ideal karena banyak wilayah yang belum terakomodasi transportasi massal untuk menuju bandara.
"Kalau saya sarankan yang paling dibutuhkan dan daya beli masyarakatnya relatif lebih besar itu ke bandara. Ke bandara itu ada beberapa jalur, ada yang lewat selatan, sejajar tol. Nanti langsung ke Tol Pluit. Bisa juga dari Kepala Gading diteruskan terus langsung ke bandara. Atau yang lain, ke Tangerang juga. Ada proposal-proposal yang bisa dilakukan," ucap dia.
Namun intinya, kata Budi, LRT yang ingin dibangun Ratu Prabu nantinya bisa melengkapi penyediaan transportasi massal bagi masyarakat.
"Saya memang dengan adanya suatu finalisasi terhadap financing (LRT) Jabodebek itu membuat kita lebih punya optimisme terhadap LRT. LRT itu bisa dikerjakan tidak hanya oleh pemerintah saja, tapi juga oleh swasta," ucap dia.
Advertisement