Liputan6.com, Jakarta- Harga mata uang digital kembali melemah pada awal minggu ini. Pelemahan harga tertinggi dialami oleh dua mata uang digital dengan kapitalisasi terbesar yakni Bitcoin dan Ripple.
Seperti dilaporkan CNBC, Selasa (9/1/2018), Ripple diperdagangkan 10 persen lebih rendah di harga US$ 2,46 per token di pertukaran mata uang Bitstamp. Coinmarketcap.com juga menunjukkan harga Ripple menurun 25 persen. Akan tetapi penurunan harga ini bisa disebabkan dari tidak diikutsertakannya tempat penukaran mata uang di Korea.
Baca Juga
Advertisement
Sama halnya dengan Ripple, nilai mata uang digital dengan kapitalisasi pasar terbesar yakni Bitcoin juga amblas 7,6 persen. Situs jual beli mata uang digital Coinmarketcap.com menunjukkan harga bitcoin melemah hampir 30 persen.
Indeks bursa bitcoin juga melemah 10,5 persen di Cboe, sempat pada level US$ 15.010 atau setara sekitar Rp 201,6 juta. Menurut Coinbase, harga bitcoin merosot 7,6 persen sementara litecoin menurun 6,4 persen.
Hal yang berbeda justru dialami oleh mata uang virtual lain, Ethereum. Cryptocurrency satu ini nilainya naik dan diperdagangkan 4,7 persen lebih tinggi di angka US$ 1.143 atau Rp 15,3 juta.
Sepanjang tahun 2017, nilai Bitcoin tercatat melonjak 1.500 persen. Sementara nilai Ripple mampu meroket 35 ribu persen.
Berlawanan dengan banyak mata uang digital, Ripple telah bekerja dengan institusi besar, memberikan sebuah aura legitimasi dan kepraktisan. Namun, penggemar criptocurrency mengatakan bahwa sentralisasi adalah kebalikan dari teknologi yang seharusnya dimiliki oleh mata uang digital.
Berlawanan dengan banyak mata uang digital, Ripple telah bekerja dengan institusi besar, memberikan sebuah aura legitimasi dan kepraktisan. Namun, penggemar criptocurrency justru mengatakan bahwa sentralisasi adalah kebalikan dari teknologi yang seharusnya dimiliki oleh mata uang digital.
"Alasan di balik Ripple mampu melonjak begitu cepat adalah peningkatan yang Bubble. Ini karena menguji cyptocurrency tidaklah masuk akal. Keseluruhan gagasan tentang mata uang digital adalah Anda tidak membutuhkan bank," ungkap CEO perusahaan pertukaran aset digital ShapeShift Erik Voorhees.
Tips investasi Bitcoin
Selain merupakan inovasi yang baru, harga bitcoin yang meningkat juga membuat orang makin banyak yang ingin berinvestasi di mata uang digital ini. Namun, tentu ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum berinvestasi.
Apa saja? Berikut ulasannya, melansir Forbes:
1. Riset terlebih dahulu
Pastikan Anda sudah melakukan riset sebelum memutuskan investasi di bitcoin. Peredaran bitcoin sangatlah terbatas. Untuk saat ini, hanya ada sekitar 21 juta di seluruh dunia. Dengan adanya pembatasan seperti itu, harga bitcoin akan cenderung terus naik.
Akan tetapi, tentunya tidak ada investasi yang akan terus berjalan mulus. Beberapa ahli keuangan seperti Profesor John Quiggin dari Universitas Queensland menyatakan bahwa investasi bitcoin bisa buble, karena tidak memiliki nilai aset sebenarnya.
Untuk itu, Anda harus benar-benar memahami risiko, keuntungan, pajak, dan cara kerja sistemnya terlebih dahulu.
2. Mulai dengan perlahan
Bagi pemula, mulailah untuk berinvestasi bitcoin dengan perlahan. Jangan buru-buru memasukkan semua uang yang Anda punya untuk membeli uang digital ini.
Dengan begini Anda akan bisa belajar terlebih dahulu tentang investasi di bitcoin.
Advertisement