Liputan6.com, Shanghai - Sejumlah aplikasi kencan online di China ditutup. Tindakan ini diambil oleh pihak berwenang setempat setelah terungkap bahwa wanita yang ada di platform tersebut adalah robot otomatis atau bot.
Menurut surat kabar Modern Express, polisi telah menutup aplikasi kencan buatan 21 perusahaan di China. Tak hanya itu, polisi juga menahan lebih dari 600 tersangka di balik pembuatan aplikasi 'bodong' itu, kebanyakan dari mereka beroperasi di 13 provinsi.
Mereka dituduh bersalah setelah polisi menemukan bahwa pesan dari wanita yang ada di aplikasi kencan mereka adalah bot. Bot ini dijalankan secara otomatis dari program komputer.
Polisi di provinsi Guangdong selatan mulai menyelidiki kasus penipuan itu pada Agustus 2017, setelah mencurigai satu aplikasi telah menipu penggunanya untuk melihat video porno yang kebenarannya tak ada.
Baca Juga
Advertisement
Penyelidikan lebih lanjut menemukan bahwa teknisi dari -- setidaknya -- satu perusahaan telah menciptakan akun gadis seksi palsu. Dari akun tersebut, mereka lalu menghasilkan pesan dan pujian palsu yang ditargetkan kepada pengguna baru.
"Mereka meminta hadiah dan mengirim pesan untuk menjebak pengguna baru agar mau mengeluarkan uang, dengan demikian keuntungan yang dihasilkan tidak sah," tulis laporan polisi tersebut, dikutip dari BBC, Senin (8/1/2018).
Dilaporkan bahwa puluhan ribu orang telah ditipu. Total kerugian mencapai satu miliar yuan (US$154 juta). Kasus ini mengejutkan warganet, terutama pengguna microblog Sina Weibo yang populer di China.
"Sepertinya kini AI (Artificial Intelligent/kecerdasan buatan) berhasil mengalahkan kecerdasan manusia," ungkap seorang pengguna.
Banyak yang mengatakan bahwa mereka terkejut dengan kemampuan orang yang menjalankan bot. Seorang netizen China bahkan berceloteh bahwa dengan keterampilan seperti ini, orang tak perlu repot terlibat dalam penipuan.
Situs Cari Jodoh dengan Tema Nyeleneh
Pada era digital ini, menjalin hubungan dengan orang lain bukan hanya melalui dunia nyata. Pertemanan yang berawal dari dunia maya, dan berkembang menjadi hubungan percintaan di dunia nyata bukan cerita baru.
Situs cari jodoh pun semakin banyak, seperti Tinder dan OKCupid. Tidak kalah, situs serupa yang bertema, mulai dari olahan daging asin sampai hantu.
Situs bernama SingldOut ini mencarikan Anda pasangan kompatibel tidak berdasarkan fisik atau ketertarikan, namun berdasarkan tes DNA.
Dibandingkan situs cari jodoh lainnya yang segalanya serba online, anggota yang terdaftar di situs ini harus menjalani proses langsung. Akan ada paket tes DNA yang dikirim ke anggota terdaftar yang diharuskan memberikan sampel air liur, dan mengirim kembali ke SingldOut.
Nantinya, dari air liur, laboratorium akan menguji dan mencari tahu fitur DNA Anda.
Dikutip Daily Mail, ada dua fitur genetis yang dicari, yakni fitur yang menentukan bagaimana seseorang menanggapi emosi positif dan negatif, dan fitur yang menentukan sistem imun tubuh.
Hasil tes akan ditampilkan di profil utama, dan menjadi tolak ukur pencarian jodoh yang dicocokkan dengan hasil tes DNA anggota lain.
Dari namanya, Dead Meet, jangan sampai salah mengira situs itu untuk orang-orang necrophilia alias ketertarikan seksual pada mayat.
Namun, mesin pencari jodoh itu disediakan bagi orang-orang yang bekerja di bidang yang melibatkan kematian, seperti patologis forensik, atau orang-orang yang bekerja di perusahaan pemakaman.
Selain menjadi situs cari jodoh, Dead Meet kerap mengadakan pertemuan grup secara rutin, dan memiliki fanbase di Facebook.
Advertisement