Liputan6.com, Semarang - Kisah misteri pria dengan luka tembak satu peluru menghasilkan empat luka di Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Minggu, 7 Januari 2018, akhirnya terungkap.
Awalnya, Suharto warga Desa Jipang, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, masih berjalan gagah, meski dengan paha berlumuran darah. Ternyata, sebelumnya Suharto ditembak karena mengancam AW, oknum anggota TNI AL, menggunakan sabit.
Hasil pemeriksaan kejiwaan, ternyata Suharto mengidap gangguan jiwa. Karena itu, sering kali ia mengancam warga dengan senjatanya. Saat itu, AW melihat dan berusaha membantu warga yang tengah diancam.
Suharto kalap. Ia ganti mengancam dan mencoba menyerang AW. Sebagai tentara, naluri bertarung AW bangkit untuk mempertahankan diri. AW mengeluarkan pistol untuk menakut-nakuti. Ketika Suharto nekat, pistol di tangan AW menyalak. Paha Suharto berdarah.
Baca Juga
Advertisement
Kapolres Grobogan AKBP Satria Rizkiano SIK, saat dihubungi Liputan6.com membenarkan peristiwa itu. AW memang hanya membela diri karena nyawanya terancam.
"Penembakan dilakukan untuk membela diri karena AW terancam jiwanya," kata Kapolres.
Menurut Satria Rizkiano, polisi langsung menggandeng satuan Intelijen Kodim 0717 Purwodadi untuk mengungkap kasus ini. Kepada polisi, sejumlah warga menjelaskan bahwa Suharto memang mengidap gangguan jiwa dan mengamuk di perumahan Nglejok. Saat mengamuk, ia selalu membawa dan mengayun-ayunkan sabit.
Jarak Dekat?
"AW adalah anggota TNI AL dan bertugas di Jakarta. Ia menembak hanya satu kali," kata Kapolres.
Usai ditembak, ternyata Suharto tak langsung berjalan di jalanan umum. Ia bersembunyi di sebuah rumah kosong. Sebagai bentuk pertanggungjawabannya, AW ikut memaksa dan mengantar Suharto ke rumah sakit.
"Saat ini Suharto sudah baik. Sudah seperti semula setelah dikembalikan ke keluarga," kata Kapolres.
Kasus ini sendiri saat ini sudah ditangani Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) di Semarang. Hasil penelusuran Liputan6.com, empat luka yang berada di kedua paha Suharto akibat satu tembakan saja.
Peluru yang menembus paha kirinya ternyata masih mampu menembus paha kanan. Dengan begitu, ada dua lubang peluru di paha kiri dan dua lubang di paha kanan. Hal itu bisa terjadi karena penembakan dilakukan dalam jarak sangat dekat. Kekuatan dan kecepatan peluru yang sangat tinggi mampu menembus dua kaki sekaligus.
Advertisement