Liputan6.com, DMZ - Korea Utara mengatakan bahwa pihaknya akan mengirim delegasi ke Olimpiade Musim Dingin 2018 yang akan digelar di Pyeongchang, Korea Selatan, pada Februari mendatang.
Pengumuman tersebut dilakukan setelah kedua negara melakukan pertemuan tingkat tinggi di Peace House, di Joint Security Area (JSA), Demilitarized Zone (DMZ), pada 9 Januari 2018. Itu merupakan pertemuan yang dilakukan untuk kali pertama sejak Desember 2015.
Di sisi Korea Selatan, perundingan diwakili oleh Menteri Unifikasi Cho Myoung-gyon. Lahir pada 1957, Cho bergabung dengan Kementerian Unifikasi pada 1980 dan memainkan peran kunci dalam merencanakan KTT antar-Korea pada Oktober 2007.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, Ri Son Gwon mewakili Korea Utara dalam pertemuan itu. Ri merupakan Ketua Komite Reunifikasi Damai Korut dan seorang diplomat berpengalaman yang secara teratur ikut serta dalam pembicaraan antar-Korea selama ini.
Dikutip dari BBC, Selasa (9/1/2018), Wakil Menteri Unifikasi Korea Selatan Chun Hae-Sung memaparkan siapa saja yang akan dikirim Korea Utara dalam Olimpiade Musim Dingin.
"Sisi Utara mengusulkan pengiriman delegasi tingkat tinggi, delegasi Komite Olimpiade Nasional, atlet, pendukung, penampil seni, pengamat, tim demonstrasi taekwondo, dan jurnalis," jelas Chun usai melakukan pertemuan.
Isu Lain yang Dibahas
Dalam pertemuan itu, Korea Selatan juga mengusulkan untuk mengadakan reuni keluarga selama Olimpiade Musim Dingin bagi mereka yang terpisah dalam Perang Korea.
Itu merupakan isu emosional bagi kedua negara, dan Korea Selatan pun terus mendorong agar lebih banyak reuni yang dilakukan.
Seoul juga meminta diadakannya perundingan militer dengan Korea Selatan.
Hubungan antara kedua negara semakin tegang sejak pembicaraan terakhir kali dilakukan pada 2015.
Pada tahun itu Seoul menghentikan proyek ekonomi bersama di kompleks Industri Kaesong di Korea Utara. Penghentian itu dilakukan setelah Korut melakukan uji coba rudal dan nuklirnya.
Insiden itu membuat Korea Utara mengakhiri semua komunikasi dengan Seoul, termasuk memotong saluran komunikasi hotline.
Advertisement
Korea Utara Buka Kembali Saluran Komunikasi Hotline ke Korea Selatan
Korea Utara kembali membuka saluran komunikasi hotline ke Korea Selatan, setelah dua tahun dinonaktifkan atas perintah pemimpin Korut Kim Jong-un.
Hal tersebut diumumkan oleh Ketua Komite Reunifikasi Damai Korea Utara, Ri Song-gwon. Ia mengaku mengumumkan hal tersebut atas izin Kim Jong-un.
Dimuat BBC, Korea Selatan mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima telepon dari Korea Utara pada pukul 15.30 waktu setempat, Rabu, 3 Januari 2018.
Kedua negara belum mengadakan pembicaraan tingkat tinggi sejak Desember 2015.
Menurut pejabat Korsel, tak lama setelah melakukan pembicaraan itu, pada 2016 Korea Utara memotong saluran komunikasi hotline dan menolak menjawab panggilan.