Kementerian Kesehatan Thailand Peringatkan Bahaya Putihkan Penis

Kementerian Kesehatan Thailand telah mengeluarkan sebuah peringatan tentang efek sampingnya tren pemutihan penis

oleh Melly Febrida diperbarui 09 Jan 2018, 20:00 WIB
Tren pemutihan penis di Thailand yang dilakukan di Lelux Hospital. (AFP)

Liputan6.com, Jakarta Prosedur pemutihan penis di Thailand memang sedang tren. Namun, Kementerian Kesehatan Thailand telah mengeluarkan sebuah peringatan tentang efek sampingnya.

Sebuah video di Facebook klinik Skin and Laser Lelux Hospital menjelaskan tentang prosedur tersebut, yang memecah melanin di kulit dengan menggunakan laser. Dan prosedur tersebut menjadi viral.

Manajer pemasaran rumah sakit Popol Tansakul mengatakan kepada BBC, mereka telah memperkenalkan layanan pemutihan vagina empat bulan yang lalu.

"Pasien mulai bertanya tentang pemutihan penis, jadi kami memulai pengobatan sebulan kemudian," katanya.

Klinik ini rata-rata mendapat 20-30 pasien sebulan untuk prosedur ini. Dan ini populer di kalangan pria gay dan transgender.

Namun Kementerian Kesehatan Thailand telah mengeluarkan peringatan tentang efek samping phallic fad atau pemutihan penis yang mungkin terjadi seperti rasa sakit, pembengkakan, atau bekas luka. 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 


Pernyataan Kementerian Kesehatan Thailand

Tren pemutihan penis di Thailand yang dilakukan di Lelux Hospital. (AFP)

Dalam pernyataannya di BBC, Kementerian Kesehatan mengingatkan bahwa prosedur tersebut dapat mempengaruhi fungsi seksual dan sistem reproduksi.

"Penis laser whitening tidak perlu, menghabiskan banyak uang dan lebih banyak memberi efek negatif daripada yang positif," kata Dr Thongchai Keeratihuttayakorn dari kementerian tersebut seperti dilansir Qnews, Selasa (9/1/2018).

Menurut kementerian, menghentikan pengobatan akan menyebabkan warna kulit kembali normal dan bisa mengakibatkan "bintik-bintik tampak lebih parah".

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya