Prabowo: Tak Ada Kontrak Politik soal Pilpres di Pilkada Jateng

Partai Gerindra sepakat mendukung pasangan Sudirman Said dan Ida Fauziah di Pilkada Jawa Tengah.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 10 Jan 2018, 07:48 WIB
Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto saat mendengarkan Presiden PKS, Sohibul Iman memberikan keterangan pers di Kantor PKS, Jakarta, Minggu (24/12). Gerindra, PAN, dan PKS, sepakat untuk berkoalisi di Pilkada Serentak. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto sepakat mendukung pasangan Sudirman Said dan Ida Fauziah di Pilkada Jawa Tengah 2018.

Sudirman yang semula diusung koalisi Gerindra, PKS, dan PAN akhirnya dikawinkan dengan Ida yang merupakan kader PKB.

'Perjodohan' Sudirman-Ida ini terbilang cukup singkat dan mendadak. Semula PKB berencana berkoalisi dengan PDIP dan menyodorkan nama Marwan Jafar di Pilkada Jateng, namun batal.

Lantas apakah ada kontrak politik dari Ida maupun PKB untuk mengusung Prabowo Subianto di Pilpres 2019 nanti terkait 'perjodohan' ini?

Prabowo Subianto menegaskan, tidak ada embel-embel kontrak politik pada pengusungan pasangan Sudirman - Ida di Pilkada Jateng 2018 ini.

"Gerindra tidak minta kontrak politik dan kontrak politik tidak ada. Gerindra ini paling luwes karena kita membuka diri untuk bersahabat dengan semua pihak," ujar Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa 9 Januari 2018 malam.

Prabowo mengklaim, partainya telah berkoalisi dengan hampir semua parpol di beberapa daerah yang menggelar Pilkada Serentak 2018. Bagi Gerindra, semua parpol adalah mitra untuk sama-sama mengabdi kepada bangsa dan negara.

 


Kontrak di Hati

Prabowo mengucapkan terima kasih kepada Sudirman dan Ida karena telah bersedia diusung sebagai Cagub-Cawagub Jateng. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Dia menambahkan, urusan pilkada tidak bisa dicampuradukkan dengan pilpres. Karena itu, dia tidak merasa butuh kontrak politik.

"Jadi berusaha memisahkan, saat ini berbicara gubernur, bicara presiden belakangan," kata Prabowo.

Mantan Danjen Kopassus itu bahkan mengisyaratkan dirinya kapok dengan adanya kontrak politik. Ia terlihat menyindir PDIP terkait Perjanjian Batu Tulis yang ditandatangani pada Mei 2009 lalu. Pada Pilpres 2014, Gerindra merasa dikhianati PDIP.

"Jadi yang penting itu kontrak di hati," Prabowo menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya