Liputan6.com, Ain Sefra - Salju turun di atas gurun pasir yang panas dan tandus, Gurung Sahara.
Namun, alam tak pernah bisa ditebak. Apapun bisa terjadi meski hal itu di luar akal manusia.
Baru-baru ini, salju dilaporkan turun hingga ketebalan 16 inci (40 cm) di kawasan Gurun Sahara setelah sebuah anomali musim dingin terjadi di sana.
Dikutip dari laman Daily Mail, Rabu (10/1/2018), fenomena ini telah terjadi sebanyak tiga kali dalam kurun 40 tahun terakhir. Tepatnya di kota Ain Sefra, Aljazair, butiran es menyelimuti pasir coklat kemerah-merahan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Anomali salju tersebut dikabarkan muncul tiba-tiba pada Minggu, 7 Januari 2018. Suhu gurun yang lebih dingin pada bulan Januari membuat salju mengendap cukup tebal di gundukan pasirnya.
Sementara di pusat kota, salju tampak terlihat hanya setinggi 1 hingga 2 inci, dan seketika mencair kurang dari 24 jam kemudian.
Sebuah video yang diunggah oleh situs Russian Today menunjukkan, keindahan Gurun Sahara yang tak kalah menarik saat diselimuti salju.
Kawasan gurun yang semula panas kini berubah menjadi dingin. beberapa fotografer yang mengabadikan momen tersebut bahkan mengenakan jaket dan mantel agar tetap hangat.
Karim Bouchetata, seorang fotografer profesional yang tengah berada di lokasi, mengaku terkejut melihat fenomena salju tersebut dan mengabadikannya melalui lensa kameranya.
"Kami di sini sangat terkejut melihat salju di pagi hari, dan itu bertahan hingga sepanjang hari hingga mulai meleleh pada pukul lima sore," jelas Bouchetata.
Dilanda Salju untuk Kali Ketiga
Pada 2016, kota berjuluk "Gerbang Gurun" itu juga mengalami anomali salju beberapa waktu setelah malam Natal. Kejadian tersebut menimbulkan beberapa kekacauan di kota. Beberapa kendaraan yang melintas di jalanan kota tergelincir karena jalan berubah licin saat salju mencair.
Selang sebulan setelahnya, salju kembali turun di kota itu, dan anak-anak setempat berebutan membuat boneka salju dan bahkan berseluncur di atas gurun yang tertutup salju.
Jauh sebelumnya, salju juga pernah turun di lokasi serupa pada 18 Februari, 1979, tapi hanya bertahan kurang dari satu jam.
Otoritas setempat mengatakan bahwa anomali salju tersebut merupakan buntut dari Badai Eleanor yang terjadi di kawasan Eropa Barat pada akhir pekan lalu. Embusan angin dingin tersebut terus bergerak ke arah timur laut melewati sebagian Gurun Sahara dan kemungkinan akan melemah sebelum mencapai Laut Merah.
Kota Ain Sefra sendiri berlokasi di ketinggian 3.280 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh pegunungan Atlas. Namun, lokasinya yang berada di ketinggian bukan berarti membuat anomali salju dimaklumi, karena suhu terendah pada musim dingin hampir tidak pernah berada di bawah 10 derajat Celcius.
Luas Gurun Sahara mencakup sebagian besar kawasan Afrika Utara dan telah mengalami penurunan suhu dan kelembapan yang cukup signifikan dalam beberapa ratus ribu tahun terakhir.
Baca Juga
Advertisement