Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Padahal, sebenarnya dolar AS mengalami tekanan di Asia.
Mengutip Bloomberg, Rabu (10/1/2018), rupiah dibuka di angka 13.438 per dolar AS, tak berbeda jika dibanding dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang juga di angka 13.438 per dolar AS.
Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.435 per dolar AS hingga 13.457 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 0,79 persen.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.449 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.428 per dolar AS.
Dolar AS tertekan di Asia pada perdagangan hari ini setelah Bank Sentral Jepang mengumumkan untuk memangkas pembelian obligasi pemerintah. Dolar AS tergelincir hingga 112,17 per den dan merupakan level terendah sejak 2 Januari.
"Ada faktor baru yang mempengaruhi gerak dolar AS setelah sebelumnya hanya sentimen itu saja," jelas Kumiko Ishikawa, analis pasar uang Sony Financial Holdings di Tokyo.
Sedangkan Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, rupiah melemah terhadap dolar AS karena prospek kenaikan suku bunga AS di 2018 dapat menekan mata uang pasar berkembang termasuk rupiah. "Kekhawatiran bahwa bangkitnya dolar AS dapat memicu arus keluar modal," jelas dia.
Dari aspek teknis, pantulan teknikal saat ini dapat membuat kurs bergerak menuju 13.460 per dolar AS.
Dolar AS memang melonjak ke level tertinggi dua pekan pada perdagangan Selasa kemarin. Lonjakan tersebut terdorong optimisme pasar bahwa Bank Sentral AS dapat meningkatkan suku bunga setidaknya dua kali di 2018.
"Kalender ekonomi hari ini relatif kosong dan tidak ada perubahan signifikan terhadap berbagai faktor penggerak fundamental dolar AS semalam," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: