Bahaya yang Mengintai Anak Anda di Balik Kartun Youtube

Banyak orangtua memberikan kebebasan pada anak untuk menyaksikan video melalui youtube. Ternyata tindakan tersebut kurang tepat dilakukan.

oleh Nur Aida Tifani diperbarui 11 Jan 2018, 10:00 WIB
Ilustrasi unggahan video-video dalam YouTube. (Sumber AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kecanggihan teknologi saat ini mampu menyentuh kalangan anak-anak, untuk turut mengikuti zamannya.

Bukan menjadi pemandangan aneh sekarang ini, jika anak kecil di bawah lima tahun, sudah mulai bisa menggunakan gadget untuk mengakses aplikasi yang dapat membuatnya terhibur.

Salah satunya seperti tindakan menyaksikan video melalui Youtube.

Selain itu, orangtua yang menyediakan gadget untuk anak-anak mereka, kerap kali tak sadar bahwa tindakan tersebut sebenarnya tak bagus untuk daya kembang sang anak.

Mungkin tujuan awalnya dapat menghibur anak, padahal jika ditelusuri lebih dalam, konten-konten dalam tayangan di Youtube yang kerap kali disuguhkan dapat berakibat buruk kepada sang anak.

 

 

 


Berisi konten tayangan yang memilukan

Source: Northern Virginia Magazine

Ketika mencari kartun atau video anak-anak dalam kotak pencarian Youtube, beberapa video yang ditampilkan dalam pencarian dapat membuat orangtua tercengang. 

Walaupun dikemas dalam bentuk kartun anak-anak, konten di dalamnya dapat berisi tayangan tentang percintaan, tindakan tak senonoh, hingga kekerasan yang tak layak disaksikan oleh anak-anak.

Hal ini juga semakin parah jika orangtua memberikan kebebasan sepenuhnya kepada sang anak. Tak hanya konten dalam video saja yang terlihat parah.

Akan tetapi, kolom pencarian dalam Youtube kadangkala menunjukkan sugesti topik lain yang merujuk pada video-video negatif.

Tanpa pengawasan yang kuat, anak-anak bisa terpancing untuk ingin tahu dan membuka konten-konten negatif yang bersangkutan dengan kartun yang disukai anak-anak.

"Anak-anak yang punya kebebsan untuk menggunakan Youtube dan mengetik hal-hal yang menarik bagi mereka. Hal ini dapat membuat mereka menjadi frustrasi ketika mereka berada pada usia lebih dari tiga atau empat tahun," ujar David Brake, Peneliti asal Alberta yang menyelidiki lebih dalam tentang penggunaan Youtube pada anak.


Ada alternatif pilihan lain yang bagus untuk anak

Source: TechCrunch

Di Indonesia sendiri, serial kartun seperti Upin & Ipin masih menjadi kartun terfavorit anak-anak. Selain di televisi, mereka juga dapat menyaksikannya melalui Youtube.

Sayangnya, pencarian di Youtube karap kali dapat mengalihkan perhatian anak-anak untuk mengetahui lebih dalam.

Misalnya seperti pencarian Upin Ipin di Youtube, kadangkala muncul topik seperti 'Kak Ros mengandung' dan 'Upin Ipin sudah besar'. Kedua contoh topik tersebut sebenarnya merupakan kunci perncarian yang kerap muncul dan merujuk pada konten negatif.

Dibuatnya konten video tersebut tak tepat untuk dilihat bagi kalangan anak-anak. Kenyataanya konten video tersebut bukan dihasilkan oleh perusahaan yang memproduksi kartun aslinya, melainkan orang lain yang membuatnya. 

Oleh karena itu, penting bagi orangtua mengawasi dengan ketat konten video yang dipilih oleh anak-anak.

Untungnya, saat ini Youtube juga sudah mengembangkan channel yang ramah bagi anak-anak. Mereka menamankannya dengan Youtube Kids.

Selain itu, ada juga pengaturan parental control supaya orangtua bisa mengawasi konten video apa saja yang disaksikan oleh anak-anak mereka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya