Liputan6.com, Aksi Maverick Vinales pada MotoGP 2017 sebenarnya jauh di bawah harapan dan dugaan banyak pihak. Pasalnya, banyak yang berpikir ia akan menjadi lawan tangguh dalam perburuan gelar juara dunia.
Prediksi itu tentu mengacu pada aksi Vinales pada MotoGP 2016. Meski hanya memperkuat tim seperti Suzuki yang baru kembali ke MotoGP sejak musim 2014, pembalap asal Spanyol itu mampu mengumpulkan empat podium.
Baca Juga
Advertisement
Yang paling mengejutkan tentu kemenangan Vinales pada MotoGP Inggris 2016. Itu adalah kemenangan pertama Vinales di kelas MotoGP dan kemenangan perdana Suzuki sejak Chris Vermeulen pada MotoGP Prancis 2007.
Sayang, MotoGP 2016 justru menjadi musim terakhir Vinales bersama Suzuki. Ia memutuskan untuk hengkang ke Yamaha. Memperkuat tim yang lebih hebat, ekspektasi kepada Vinales tentu juga semakin besar. Sayangnya, prediksi itu tak terwujud.
"Saya berharap Maverick benar-benar kuat. Ia mengakhiri musim 2016 dengan sangat kuat. Jika Anda melihat rata-rata poin di musim ini (2017), ia sangat tinggi. Ia baris pertama atau sangat dekat dengan Valentino (Rossi)," kata mantan mekanik Vinales, Jose Manuel Cazeaux, dilansir Crash.
Paceklik Kemenangan
Dalam petualangan awal sebagai pembalap Movistar Yamaha, Vinales mampu menunjukkan betapa hebat dirinya. Pembalap berusia 22 tahun itu mampu menjadi yang tercepat dalam semua tes jelang musim dimulai.
Kehebatanya berlanjut saat ia memenangi dua balapan awal musim 2017, yakni di Qatar dan Argentina. Sempat gagal finis pada MotoGP Austin, ia kembali merebut podium juara di PRancis dan runner-up di Italia. Sayang, rapornya setelah itu justru memburuk.
Tak ada lagi podium juara yang direbut Vinales dalam 13 balapan terakhir. Prestasi terbaiknya hanya menjadi runner-up di Italia dan Inggris. Itu mengapa ia kesulitan mengimbangi kecepatan Marc Marquez dan Andrea Dovizioso yang bersaing demi takhta juara dunia.
Advertisement
Kans Bersama Suzuki
Meski begitu, rapor Vinales masih lebih baik dari seniornya, Rossi. Ia bisa mengakhiri musim dengan duduk di urutan ketiga usai meraup 230 poin, unggul 20 poin atas The Doctor yang hanya mampu meraih satu podium juara.
"Jika ia tetap tinggal di Suzuki, saya pikir ia akan berjuang dalam kejuaraan karena ia bisa terus berkembang dan bisa melanjutkan evolusi ini. Ia memulai dengan sangat kuat. Tapi setelah Le Mans, ia berjuang lebih dari biasanya," jelas Cazeaux.