Kuak Misteri MH370, Malaysia Teken Perjanjian dengan Firma AS

Fulus hingga maksimal US$ 70 juta akan dibayarkan Malaysia, hanya jika firma AS itu berhasil menemukan MH370 dalam kurun waktu 90 hari.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 11 Jan 2018, 14:00 WIB
Senin (24/3/2014) pukul 22.00 WIB Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan kabar Malaysia Airlines MH370 berakhir di Samudera Hindia

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Setidaknya uang senilai US$ 160 juta (setara sekitar Rp 2 triliun lebih) telah digelontorkan oleh pemerintah multinasional untuk melaksanakan operasi pencarian bangkai pesawat Malaysia Airlines Penerbangan MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014.

Uang sebanyak itu menjadikan upaya penemuan MH370 menjadi yang termahal dalam sejarah operasi pencarian di dunia aviasi.

Kini, total fulus itu akan bertambah, usai pemerintah Malaysia menandatangani persetujuan kontrak operasi pencarian baru kepada sebuah firma eksplorasi maritim dari Amerika Serikat.

Fulus senilai hingga maksimal US$ 70 juta (setara Rp 938 miliar) akan dibayarkan oleh Malaysia, hanya jika firma yang bersangkutan berhasil menemukan MH370 dalam kurun waktu 90 hari. Demikian seperti dikutip dari ABC Australia, Kamis (11/1/2018).

Maka berarti, uang tidak akan dibayarkan jika firma itu tak berhasil memenuhi syarat tersebut.

Terakhir kali, operasi pencarian berfokus pada kawasan Samudera Hindia bagian selatan seluas 120.000 km persegi, di mana sejumlah kecil puing dari bangkai pesawat berhasil ditemukan, di lokasi yang saling berjauhan antara satu puing dengan yang lain.

Kini, Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong-lai mengatakan, firma swasta Ocean Infinity asal Houston, Texas, Amerika Serikat akan mencari MH370 di area prioritas seluas 25.000 km persegi di utara (bertolak dari area sebelumnya) yang belum sempat terjamah oleh tim operasi awal -- yang dipimpin oleh Australia.

Keuarga korban pesawat Malaysia Airlines MH370 berdoa di Metro Park Hotel in Beijing. (AFP)
"Saat ini, kapal Seabed Constructor (milik Ocean Infinity) sedang dalam perjalanan ke area pencarian, memanfaatkan kondisi cuaca yang menguntungkan di Samudera Hindia selatan," kata Liow dalam konferensi pers di Kuala Lumpur usai penandatanganan kontrak operasi dengan Ocean Infinity.

Pencarian akan dimulai pada 17 Januari, kata Chief Executive Ocean Infinity Oliver Plunkett, yang menghadiri acara penandatanganan tersebut.

Firma itu akan menerima bayaran senilai US$ 20 juta jika pesawat tersebut ditemukan dalam area 5.000 km persegi, US$ 30 juta jika ditemukan dalam wilayah 10.000 km persegi, dan US$ 50 juta jika ditemukan di dalam area seluas 25.000 km persegi.

"Di luar kawasan itu, Ocean Infinity akan menerima US$ 70 juta," kata Liow memaparkan detail syarat upah pembayaran.

Prioritas pencarian, lanjut Liow, adalah untuk menemukan puing, perekam penerbangan, perekam kokpit, atau hal lain yang mampu memberikan bukti yang dapat dipercaya untuk mengonfirmasi lokasi MH370 dalam waktu 90 hari.


Akan Lebih Cepat

Area pencarian MH370 yang diusulkan untuk diidentifikasi. (ATSB)

Kapal Seabed Constructor milik Ocean Infinity membawa delapan kendaraan penyelam berpemindai. Mereka akan menjelajahi dasar laut di area prioritas pencarian seluas 25.000 km persegi dari kawasan utara operasi sebelumnya -- yang belum sempat terjamah oleh tim operasi awal.

Operasi itu dilaksanakan oleh 65 awak, termasuk dua perwakilan pemerintah Negeri Jiran yang diwakili Angkatan Laut Malaysia.

"Kapal tersebut bisa menyelesaikan pencarian dalam waktu tiga atau empat minggu, dan mencakup hingga 60.000 km persegi dalam 90 hari, atau empat kali lebih cepat dari upaya sebelumnya," klaim Chief Executive Ocean Infinity Oliver Plunkett.

"Kita menghadapi masalah unik dan membutuhkan solusi unik pula. Maka, kami akan melakukan sesuatu dengan cara yang lebih berbeda dari apa yang orang lain telah lakukan. Itu adalah inti dari bisnis kami," tambahnya.

Bisnis inti Ocean Infinity bergerak di bidang industri minyak dan gas Bumi serta layanan eksplorasi untuk tugas seperti pemasangan kabel di dan pemetaan dasar laut.

Pemegang saham perusahaan akan menanggung biaya pencarian di muka, kata Plunkett.

Puing-puing dari MH370 yang ditemukan bisa memberi petunjuk tentang apa yang terjadi sebelum kecelakaan nahas itu terjadi.

Ada teori yang menyebut bahwa pesawat mengalami kegagalan mekanis atau sengaja diterbangkan keluar dari rute aslinya.

Penyidik juga ​​percaya, seseorang mungkin telah sengaja menonaktifkan transponder pesawat sebelum membelokkannya sejauh ribuan kilometer ke Samudera Hindia selatan.

Setidaknya ada tiga potongan puing pesawat yang dikumpulkan dari lokasi di kepulauan Samudera Hindia dan di sepanjang pantai timur Afrika. Puing itu telah dikonfirmasi berasal dari pesawat MH370 yang hilang.

 


Sempat Berhenti Mencari

Ibu dari korban pasawat Malaysia Airlines MH370, Wang Yulian menangis histeris sebelum bertemu dengan pejabat maskapai tersebut di Beijing, China (18/1). Mereka meluapkan kesedihan dan kekecewaannya. (AP Photo/Ng Han Guan)

Pesawat MH370 relasi penerbangan Kuala Lumpur - Beijing yang berpenumpang 227 dan berawak 12 orang itu, sudah hilang sejak empat tahun lalu. Operasi pencarian multinasional, yang dipimpin oleh Australia serta melibatkan Malaysia dan China, mencakup wilayah kawasan 120.000 km persegi di Samudera Hindia selatan.

Australia secara resmi telah menghentikan pencarian pada Januari 2017 dan telah menyampaikan laporan akhir operasi pada Oktober 2017.

Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) mengatakan bahwa misteri hilangnya Malaysia Airlines MH370, "hampir tidak terbayangkan dan tentu saja tidak dapat diterima secara sosial dalam era penerbangan modern ini," demikian seperti dilansir VOA News, Selasa 3 Oktober 2017.

"Alasan hilangnya MH370 tidak bisa dipastikan sampai pesawat itu ditemukan," rangkum ATSB.

"Tetapi pemahaman tentang kemungkinan di mana pesawat MH370 berada kini lebih terang daripada sebelumnya."

Para penyidik merekomendasikan untuk memindahkan upaya pencarian ke area seluas 25.000 kilometer persegi, tepat di sebelah utara wilayah pencarian sebelumnya.

Namun, ketiga negara itu menolak rekomendasi tersebut, dengan dalih tidak ada bukti baru yang meyakinkan untuk menentukan lokasi tepat pesawat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya