Liputan6.com, Jakarta - PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), perusahaan bergerak di bidang infrastruktur akan melakukan penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 70 per saham.
Mengutip keterangan perseroan di keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (11/1/2018),perseroan akan menggunakan dana rights issue tersebut untuk biayai belanja modal dan keperluan modal kerja perseroan.
Baca Juga
Advertisement
Apabila tidak ada atau hanya sebagian dari pemegang saham yang melaksanakan HMETD yang mereka miliki, seluruh sisa saham baru yang tidak diambil bagian akan dibeli oleh pembeli siaga yang akan ditunjuk dan dicantumkan namanya dalam prospektus. Bila pemegang saham tidak melaksanakan HMETD miliknya, persentase kepemilikannya atas perseroan akan terdilusi hingga sebanyak-banyaknya 25,19 persen.
Pemegang saham perseroan sebelum rights issue, berdasarkan data RTI per 30 November 2017 antara lain PT Metro Pacific Tollways Indonesia sebesar 48,27 persen dan publik kurang dari lima persen sebesar 51,73 persen.
Pada perdagangan saham, Kamis pekan ini, saham PT Nusantara Infrastructure Tbk turun 3,51 persen ke posisi Rp 220 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 434 kali dengan nilai transaksi Rp 4,6 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Grup Rajawali Lepas Saham Nusantara Infrastructure
Sebelumnya, Grup Rajawali melalui PT Hijau Makmur Sejahtera melepas kepemilikan sahamnya di PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) sebesar 21 persen atau sebanyak 3,2 miliar lembar saham kepada PT Matahari Kapital Indonesia pada Jumat 8 September 2017.
Pelepasan saham milik grup Rajawali dilakukan pada waktu tepat ketika pemerintah sedang mempercepat pembangunan sektor infrastruktur saat ini. Ini guna menunjang pertumbuhan ekonomi dan pemerataan akses infrastruktur kepada masyarakat di Indonesia. Adapun penjualan dilakukan sebesar Rp 270 per saham.
Direktur Pelaksana PT Rajawali Corpora Satrio Tjai menuturkan, keputusan melepas kepemilikan saham di Nusantara Infrastructure ini merupakan aksi pemegang saham dengan mempertimbangkan grup Rajawali selama ini hanya pemegang saham minoritas di Nusantara Infrastructure.
Grup Rajawali sendiri tidak menutup kemungkinan untuk kembali investasi di sektor infrastruktur apabila ada peluang. "Kami akan terus mengembangkan peluang usaha yang memenuhi kriteria bisnis internal grup Rajawali yang mampu memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional dan stakeholders lainnya," ujar Satrio, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu 13 September 2017.
Berdasarkan data RTI per 31 Agustus 2017, pemegang saham PT Nusantara Infrastructure Tbk antara lain Eage Infrastructure sebesar 22,32 persen, PT Hijau Makmur Sejahtera sebesar 21 persen dan publik sebesar 56,68 persen.
Advertisement