Liputan6.com, Jakarta Untuk mempertahankan rumah tangga, tak cukup hanya berlandaskan cinta. Sama seperti ketika membuat kue, tak cukup hanya dengan telur dan tepung, harus ada bahan pendukung lainnya.
Rasa hormat dan kepercayaan menjadi pendukung dalam keharmonisan rumah tangga, tak terkecuali dengan uang. Ya, uang memegang peranan yang begitu penting dalam kehidupan rumah tangga. Bahkan, tak jarang banyak pasangan pasutri dibuat ricuh olehnya.
Advertisement
Keuangan baik banyak atau pun sedikit jumlahnya, menjadi salah satu penyebab perselisihan dalam keluarga. Mari kita lihat bagaimana uang bisa mempengaruhi kehidupan rumah tangga, seperti yang dilansir dari laman Times of India, Kamis (11/1/2018):
1. Memiliki harapan yang tak realistis
Setiap orang memiliki harapan. Begitu juga pada mereka yang baru menjalani pernikahan. Harapan mereka begitu besar pada perencanaan keuangan saat usai menikah. Namun ketika sudah terjun di dalamnya, tak semua sesuai dengan harapan. Banyak biaya tak terduga, hingga menjadi beban pikiran yang berujung pada konflik rumah tangga.
Saksikan juga video berikut ini:
2. Gaya hidup
Pernahkah Anda mendengar kata pepatah, 'Opposite attracts'? Nah, Anda mungkin terkejut mengetahui bahwa ini berlaku bagi orang-orang dengan pengeluaran uang atau nilai finansial yang berlawanan.
Sebelum menikah, mungkin Anda biasa diberi bunga, cokelat dan hadiah menarik lainnya. Tapi usai menikah Anda tak lagi mendapatkan kejutan itu. Kondisi ini karean suami harus menanggung semua biaya hidup rumah tangga. Ini akan menjadi kejutan bagi wanita, sehingga memicu pertengkaran.
Advertisement
3. Menyalahkan pasangan
Banyak atau sedikit, semua orang memiliki masalah. Demikian pula, ketika kita terjebak dalam masalah keuangan. kita akan menyalahkan pasangan kita. Hal ini dipicu karena salah satu pihak bergantung pada keuangan pasangannya.
4. Membandingkan dengan orang lain
Sikap membandingkan gaya hidup akan membuat masalah keuangan makin terasa sulit. Ketika kita melihat teman membeli mobil baru dan mengunggahnya di media sosial, ini akan menghadirkan kecemburuan yang besar.
Hal ini juga menyebabkan kebencian atau depresi, memikirkan bagaimana kekurangan uang membatasi kita untuk menikmati hidup sepenuhnya.
Advertisement
5. Tak berbagi tanggung jawab keuangan
Ketika kedua pasangan bekerja, diharapkan mereka berbagi tanggung jawab keuangan. Tapi lahir dan dibesarkan dalam masyarakat yang percaya, "seorang pria harus mencukupi istrinya", mungkin menyebabkan beberapa gadis tidak mau memikul tanggung jawab semacam itu.
Tapi pada masa-masa sulit, jika hanya satu orang yang diharapkan melawan hantu finansial, wajar jika pasangan itu akan mengalami perselisihan