Liputan6.com, Washington DC - Sebuah studi ilmiah terbaru menyebut kemampuan berbicara Presiden Donald Trump tidak lebih baik dari kemampuan bicara anak berusia tujuh tahun.
Dikutip dari laman metro.co.uk, analisis yang dilakukan terhadap rekaman lebih dari 30.000 kata yang diucapkan Trump selama memerintah di Gedung Putih menunjukkan hasil yang mengejutkan, yakni kemampuan berbicaranya berada di tingkat pembelajaran 7 yang menaungi kelompok anak usia 7 hingga 13 tahun.
Baca Juga
Advertisement
Studi ilmiah yang dilakukan oleh situs olah data Factba.se, menunjukkan bahwa Donald Trump memiliki kemampuan linguistik terendah dalam sejarah kepresidenan AS sejak Presiden Herbert Hoover, yang memerintah pada tahun 1929 hingga 1933.
"Dibandingkan dengan 14 presiden yang berkuasa sebelumnya, dalam setiap pengamatan, ia (Trump) sangat jarang mengeluarkan kata-kata yang bersifat kompleks, hal yang serupa terjadi pada pemerintahan Presiden Herbert Hoover di awal Abad ke-20," jelas Bill Frischling, juru bicara Factba.se.
Penilaian terhadap Donald Trump tersebut, menurut Frischling, didasarkan pada kompilasi data analisis terhadap pidato-pidato 15 presiden setelah Herbert Hoover, kecuali deretan pembacaan naskah yang telah terstruktur.
Trump Sebut Dirinya Sosok yang Genius
Meski dinilai lemah dalam hal linguistik, Trump dikenal sangat lantang mengomentari beragam hal, khususnya melalui kicauan di Twitter.
Masih segar di ingatan, Trump menyebut dirinya sebagai seorang dengan "kegeniusan yang stabil" pascamunculnya keraguan publik akan kapabilitasnya sebagai Presiden AS. Pernyataan tersebut juga sekaligus sebagai tanggapan terhadap buku kontroversial Fire and Fury: Inside the Trump White House karya jurnalis senior Michael Woolf.
Buku yang resmi terbit pada Jumat, 5 Januari 2018 itu secara tersirat menyebut Trump mengalami gangguan kesehatan mental, sehingga diragukan kemampuannya memerintah dari Gedung Putih.
Terkait kemampuan linguistik Trump, Woolf juga menyebut bahwa Trump pernah kedapatan mengulang cerita yang sama dalam waktu kurang dari 10 menit.
Menariknya, pola kalimat sederhana dan ceplas-ceplos yang kerap dilontarkan Trump ternyata berhasil menarik suara lebih besar dalam Pemilu Presiden AS 2016 lalu.
Advertisement