Ilmuwan Jepang Ciptakan Teknologi yang Bisa Membaca Pikiranmu

Tim peneliti asal Kyoto buat sistem teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dapat membaca pikiran manusia

oleh Nur Aida Tifani diperbarui 12 Jan 2018, 14:00 WIB
Ilustrasi robot (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Apa yang ada di benakmu tentunya hanya bisa diketahui oleh dirimu sendiri. Ya, pikiran merupakan bagian personal diri kita yang tidak bisa dibaca oleh orang lain.

Sistem kecerdasan buatan dari empat peneliti Kyoto ini, mungkin bisa menjadi awal dari dunia baru di mana teknologi bisa menggambarkan apa yang ada dalam pikiran setiap manusia.

Tim peneliti universitas ternama di Jepang telah sukses membuat program server yang mereka namakan BioRxiv (bio-archive).

Teknologi tersebut mengkaitkan bagian jaringan terdalam saraf otak untuk menghasilkan struktur diagram gambar. Dalam struktur gambar sistem BioRxiv, terdapat kemampuan untuk menghasilkan lapisan bentuk dan warna bedasarkan aktivitas dalam otak kita.

Secara mudahnya, sistem komputer yang mereka ciptakan dapat menghasilkan gambaran tentang apa yang dipikirkan dalam otak kita. Untuk menciptakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence (AI)), tim peneliti mulanya mengadaptasi dari mesin scan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

 

 

 

 


Beradaptasi dengan aktivitas otak manusia

Hasil sistem BioRxiv merekonstruksi gambar dari aktivitas otak. Source: cnbc.com

Untuk menghasilkan gambaran tersebut, mereka awalnya membaca gambar biner dengan mengubahnya menjadi warna hitam dan putih serta menganalisis bentuk. Proses tersebut hampir sama seperti teknologi dalam mesin MRI.

Akan tetapi, karena tujuannya untuk mendeteksi gambaran dalam otak, para tim peneliti ditantang untuk menghasilkan sistem yang lebih canggih dalam mengolah gambar.

Kemampuan kecerdasan buatan yang mereka ciptakan tak hanya menghasilkan warna hitam putih saja, tetapi juga perlu mengadaptasi banyaknya stuktur dalam gambar. Mulai dari banyaknya warna hingga bentuk, semuanya menjadi penting untuk disertakan dalam sistem BioRxiv.

"Kita tengah mempelajari metode untuk merekonstruksi atau mengkreasikan ulang gambaran dari apa yang seseorang lihat, melalui aktivitas otak," ujar Yukiyasu Kamitani, salah satu tim peneliti Kyoto University, melansir CNBC, Kamis (11/1/2018).

Metode sebelumnya dalam teknologi kecerdaasan yang mereka buat, hanya dapat mendeteksi gambar melalui piksel dan bentuk sederhana saja.

Sayangnya, otak manusia memproses informasi visual secara terstruktur atau melalui beberapa tahapan.

Karena bekerja melalui proses yang tidak sederhana dalam melihat objek, para peneliti juga perlu menyesuaikan sistem teknologi AI mereka.

Jadi, AI yang mereka buat tak hanya bisa membaca piksel, melainkan juga perlu untuk menganalisis struktur dan tahapan seperti otak manusia.


Masih mengalami kekurangan

Sistem BioRxiv merekonstruksi huruf abjad. Source: CNBC

Tentunya para peneliti memerlukan sepuluh bulan untuk menguji teknologi mereka. Tiga hal yang mereka tes meliputi gambar alami seperti foto, bentuk-bentuk geometri serta huruf alfabet.

Hasil dari tes yang telah mereka lakukan beberapa di antaranya hampir mendekati dengan gambar asli, tetapi tak seluruhnya benar. Untuk huruf alfabet sistem kecerdasan tersebut mampu mengidentifikasi abjad dengan benar.

Sedangkan untuk merekonstruksi gambaran yang dihasilkan dari ingatan otak, sistem teknologi AI BioRxiv, masih mengalami kesulitan dalam memprosesnya.

Sebab, ingatan seseorang dan gambar asli dalam foto merupakan hal yang sedikit berbeda.

Kurangnya akurasi dalam sistem teknologi BioRxiv, membuat para tim peneliti berupaya untuk mengoreksi kekurangannya. Meskipun begitu, dengan hadirnya BioRxiv, teknologi tersebut diharapkan dapat berguna membantu halusinasi para pasien psikiatri.

Bahkan, teknologi pembaca pikiran dapat mendorong adanya bentuk komunikasi baru dengan hanya menggunakan citra atau gambar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya