Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan membuka impor 500 ribu ton beras khusus. Nantinya beras tersebut akan dijual di pasaran dengan harga yang setara dengan beras medium.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, dirinya tidak mengetahui secara persis berapa harga beli dari beras impor tersebut di negara asalnya. Namun yang pasti setelah masuk ke Indonesia, beras khusus tersebut akan dijual dengan harga setara beras medium.
"Dan harganya pasti kita tidak peduli harganya berapa, saya jual dengan harga medium. Tapi masuk kategori beras khusus," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (11/1/2018).
Baca Juga
Advertisement
Enggar juga meminta agar para pedagang yang nantinya mendapatkan pasokan beras ini dapat menjualnya sesuai dengan ketentuan. "Jangan pernah jual beras di harga berlebihan," lanjut dia.
Selain itu, Kemendag juga menugaskan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk mengimpor beras khusus tersebut. Hal ini agar beras impor yang masuk bisa dikontrol oleh pemerintah mengingat PPI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"PPI semuanya (yang impor). Dia boleh dengan mitra tapi harus lewat PPI. Karena supaya saya bisa kontrol. Kalau tidak nanti ada berbagai macam hal yang tidak diinginkan," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jaga Pasokan dan Menekan Harga
Sebelumnya, Kemendag memutuskan untuk membuka keran impor beras khusus. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin ketersediaan beras di dalam negeri dan sebagai salah satu langkah untuk menekan harga beras di pasaran.
Enggar menyatakan, pihaknya akan membuka impor beras khusus sebanyak 500 ribu ton. Beras tersebut rencananya akan mulai masuk pada akhir Januari 2018.
"Untuk mengisi gap ini, saya tidak mau mengambil risiko kekurangan pasokan saya mengimpor beras khusus. Yang diimpor 500 ribu ton, start awal," ujar dia.
Enggar mengungkapkan, beras tersebut akan dipasok dari dua negara yaitu Thailand dan Vietnam. Namun dia memastikan beras yang diimpor tersebut bukan jenis beras yang sudah mampu diproduksi di Indonesia.
"Dari berbagai negara yang ada. Dari Vietnam, Thailand, kita masukkan. Beras yang tidak ditanam di dalam negeri. Beras IR64 tidak kami impor, tetapi kami memasok beras impor," kata dia.
Menurut dia, impor ini dilakukan guna mengisi pasokan beras di dalam negeri sambil menunggu masa panen pada Februari-Maret 2018. Dengan adanya tambahan beras impor ini diharapkan tidak ada kekhawatiran soal kelangkaan dan kenaikan harga beras.
"Kita sambil menunggu karena panen ada setiap hari, hanya jumlahnya yang berbeda, diperkirakan Februari-Maret akhir baru ada. Dengan demikian maka tidak ada kekhawatiran kekurangan pangan. Masalah perut, masalah pangan itu menjadi prioritas, jangan kita mengambil risiko dan ada pertentangan, petani juga konsumen. Dia juga harus memberi beras dan tidak boleh ada kekosongan pasokan," tandas dia.
Advertisement