Liputan6.com, Kasur - Zainab Ansari, bocah 7 tahun asal Pakistan , sekejap jadi perhatian dunia. Gadis cilik itu hilang dalam perjalanannya menuju tempat mengaji Alquran. Jasadnya kemudian ditemukan di tempat pembuangan sampah yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya.
Mendadak sontak, jagad maya pun heboh dibanjiri oleh ungkapan keprihatian terhadap kasus pembunuhan Zainab. Tanda pagar (tagar) #Justice ForZainab bahkan menjadi salah satu trending topic dunia pada dua hari terakhir.
Sang ayah Zainab menuturkan kesedihannya kehilangan anak gadisnya yang masih cilik itu dalam kondisi mengenaskan.
"Dunia rasanya sudah berakhir... saya tak bisa berkata apa-apa," kata Ameen Ansari, sang ayah, seperti dikutip dari BBC, Jumat (12/1/2018).
Menurut keluarga korban, polisi Pakistan tidak banyak melakukan upaya pencarian terkait. Justru kerabat keluarganyalah yang berhasil menemukan rekaman CCTV yang memperlihatkan pergerakan Zainab sebelum akhirnya hilang.
Baca Juga
Advertisement
"Tidak ada hasil apa pun yang diberikan oleh polisi," ujar sang ayah kepada Geo TV Pakistan sesaat setelah dia tiba di ibu kota Islamabad setelah menjalankan ibadah umrah di Arab Saudi.
"Saya seharusnya tidak pergi umrah. Saya seharusnya menjaga Zainab," lanjutnya seraya menahan isak tangis.
Kepolisian Kasur mengatakan telah terjadi 12 kasus pembunuhan serupa dalam dua tahun terakhir.
Lima kasus di antaranya diyakini terkait dengan seorang terduga yang masih diburu oleh Kepolisian Pakistan. Beberapa contoh DNA telah diambil dari 90 orang yang dicurigai sebagai pelaku, tapi belum juga menunjukkan hasil.
Laporan visum menunjukkan bahwa Zainab dibunuh secara sadis. Di tubuhnya, ditemukan banyak luka di tubuh bagian atas dan wajah. Selain itu, tulang leher Zainab juga dilaporkan retak akibat kemungkinan dicekik terlalu keras.
Pemerintah Provinsi Punjab, Pakistan menawarkan hadiah uang tunai sebesar 10 juta rupee, atau sekitar Rp 2,1 miliar, kepada siapa pun yang berhasil menangkap pembunuh Zainab.
Kerusuhan Protes atas Kasus Zainab Belum Usai...
Kerusuhan massal terus terjadi hingga Kamis, 11 Januari 2018, malam di Kota Kasur, Pakistan, terkait kemarahan publik atas kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang menimpa Zainab belum usai.
Hampir 1000 orang turut serta dalam kerusuhan tersebut. Para demonstran melemparkan batu di beberapa kantor pemerintah Kota Kasur seraya menuntut pemerintah Pakistan untuk menghentikan ancaman pemerkosaan dan pembunuhan terhadap anak kecil.
"Mereka (pendemo) melempar batu ke beberapa gedung pemerintah dan rumah sakit lokal. Polisi terus diturunkan untuk mengamankan situasi," ujar salah seorang polisi kepada AFP.
Massa pendemo juga membakar ban dan beberapa kendaraan bermotor di beberapa jalan utama kota Kasur. Terjadi pula baku hantam antara demonstran dengan petugas polisi. Beberapa oknum pendemo terlihat beberapa kali melemparkan bom molotov yang dibalas oleh siraman gas air mata oleh pihak kepolisian.
Tercatat, dua orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan yang dilaporkan mulai mereda pada Kamis malam tadi.
Advertisement
Banjir Keprihatinan dari Publik Dunia
Aksi simpati juga ditunjukkan oleh para artis dan atlet ternama Pakistan. Salah satunya adalah Kiran Naz, seorang pembaca berita terkenal di stasiun televisi Samaa TV.
"Hari ini saya bukanlah Kiran Naz, melainkan seorang ibu yang memiliki anak, merasa prihatin sekaligus kecewa karena tidak mampunya pemerintah mengusut tuntas ratusan kekerasan dan kejahatan seksual pada anak," ujarnya saat membuka siaran berita seraya memangku anaknya yang berusia balita.
Jagat media sosial pun dibanjiri oleh ungkapan keprihatian terhadap kasus pembunuhan Zainab. Tanda pagar (tagar) #Justice ForZainab bahkan menjadi salah satu trending topic dunia pada dua hari terakhir.