Liputan6.com, Jakarta - Facebook mulai Kamis (11/1/2018) akan mengubah cara penyaringan unggahan dan video yang tampil di News Feed. Hal ini merupakan bentuk dari pernyataan CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengenai sejumlah perubahan desain yang akan diterapkan pada jejaring sosial terbesar di dunia tersebut.
Zuckerberg melalui unggahannya di Facebook mengatakan akan mengubah penyaringan untuk News Feed dengan memprioritaskan yang dibagikan oleh teman-teman dan keluarga. Di sisi lain, Facebook akan mengurangi konten non-iklan dari merek dan penerbit atau organisasi media.
Baca Juga
Advertisement
Facebook selama bertahun-tahun memprioritaskan material yang dianggap oleh algoritma komputernya akan melibatkan orang-orang melalui komentar "like" atau berbagai cara lain untuk menunjukkan ketertarikan. Namun, kata Zuckerberg, hal itu tidak lagi menjadi tujuan perusahaan.
"Saya mengubah tujuan yang saya berikan kepada tim produk kami dari fokus membantu kalian menemukan konten relevan menjadi membantu kalian memiliki lebih banyak interaksi sosial berarti," tulis Zuckerberg.
Zuckerberg memerkirakan perubahan ini akan mengurangi waktu yang dihabiskan orang-orang di Facebook dan keterlibatan mereka akan menurun dalam jangka singkat. Namun, ia menilai perubahan ini akan memberikan dampak yang lebih baik bagi para pengguna dan bisnis dalam jangka panjang.
Konten Bermasalah di News Feed
Facebook dan sejumlah media sosial lain banyak dikritik lantaran layanan mereka membuat para pengguna melihat berbagai isu sosial dan politik, sehingga menyebabkan kebiasaan adiktif.
Algoritma Facebook sendiri dikritik karena diduga memprioritaskan berita dan informasi yang salah di News Feed para pengguna, termasuk memengaruhi Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) pada tahun lalu, serta memicu wacana politik di berbagai negara lain.
Perombakan produk Facebook yang dimulai dengan perubahan algoritma sebagai "pengontrol" News Feed ini, diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Perubahan lain, kata Zuckerberg, akan diterapkan pada berbagai produk Facebook lainnya dalam beberapa bulan ke depan.
"Kami merasa bertanggung jawab untuk memastikan layanan kami tidak hanya menyenangkan untuk digunakan, tapi juga baik untuk kehidupan masyarakat," ungkap suami Priscilla Chan tersebut.
Facebook saat ini memiliki lebih dari 2 miliar pengguna bulanan dan merupakan media sosial terbesar di dunia. Selain itu, Facebook juga merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia dengan pendapatan berkisar US$ 36 miliar per 30 September 2017, yang sebagian besar berasal dari iklan.
Berbeda dengan konten iklan yang tidak terkena dampak perubahan ini, hal ini dinilai justru akan menjadi pukulan berat bagi organisasi berita. Banyak media menggunakan Facebook untuk mendorong pembaca, tapi kata Zuckebrerg, banyak unggahan semacam itu ternyata "tidak sehat".
"Sejumlah berita membantu memulai percakapan mengenai berbagai isu penting. Namun, kini terlalu sering, menonton video dan membaca berita menjadi pengalaman pasif," tulis Zuckerberg. Demikian seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/1/2018).
(Din/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement